Liputan6.com, Jakarta - Saat ini salah satu produk Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite sudah tersedia di 874 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di 125 kota dan kabupaten sehingga masyarakat semakin mudah untuk mendapatkannya. Meski demikian, Pertamina terus menambah penyaluran Pertalite.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro mengatakan penambahan outlet Pertalite meningkat pesat dalam jangka waktu kurang dari dua bulan sejak dilakukan uji pasar.
Baca Juga
"Penambahan outlet ini merespons semakin banyaknya permintaan masyarakat agar bahan bakar RON 90 ini tersedia di wilayahnya," kata Wianda, di Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Advertisement
Ia mengungkapkan, total SPBU sebanyak 874 telah melayani pembelian Pertalite, yaitu sebanyak 491 SPBU di wilayah Pertamina Marketing Operation Region III (Jawa bagian Barat), 92 SPBU di wilayah Pertamina Marketing Operation Region IV (Jawa bagian Tengah) terhitung sejak 14 September 2015.
Kemudian 276 SPBU di Pertamina Marketing Operation Region V (Jawa bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara), dan 14 SPBU serta 1 APMS di Pertamina Marketing Operation Region VI (Kalimantan).Melihat persebaran titik SPBU, dari semula di 23 kota per kabupaten pada saat uji pasar perdana, kini meningkat pesat menjadi 125 kota per kabupaten.
Kalimantan Timur adalah provinsi yang paling baru dimana Pertalite masuk ke Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Sangatta. Dalam waktu dekat, Pertalite juga akan menyapa masyarakat Medan dengan tahap awal akan tersedia di 20 SPBU.
"Kami optimistis hingga akhir tahun Pertalite dapat tersedia di 1.500 outlet," tutur Wianda.
Pada SPBU yang telah dilakukan uji pasar, rata-rata volume penjualan di setiap SPBU mencapai 2,5 kilo liter per hari."Pangsa pasar Pertalite di pasar gasoline secara meyakinkan dan konsisten saat ini mencapai 13,5 persen, di sisi lain pangsa pasar Premium turun menjadi sekitar 67,5 persen dari semula sekitar 79 persen. Hingga akhir tahun ini, ditargetkan market share Pertalite mencapai 17 persen," kata Wianda. (Pew/Ahm)