Sektor Pariwisata RI Siap Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Indonesia juga mempunyai strategi untuk memasarkan pariwisata selain branding Wonderful Indonesia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Sep 2015, 21:40 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2015, 21:40 WIB
Kementerian Pariwisata Dukung Penuh Tour de Singkarak 2015
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan sambutan terkait acara Tour de Singkarak (TDS) 2015 di Padang, Jakarta, Jumat (12/6/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai berlaku efektif pada akhir 2015 memberikan peluang dan tantangan bagi negara anggota ASEAN termasuk Indonesia. Salah satu menjadi tantangan adalah di bidang pemasaran yakni: bagaimana menerapkan strategi dan taktik pemasaran agar berhasil di MEA 2015.

Strategi dan taktik pemasaran di MEA itu menjadi topik bahasan dalam acara ASEAN Marketing Summit (AMS) 2015 yang bertajuk "Think New ASEAN!". Penyelenggaran AMS 2015 sebagai ajang pertemuan para pemain bidang pemasaran di ASEAN itu berlangsung di Jakarta pada 9 Oktober 2015.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik diselenggarakan AMS 2015 yang akan dihadiri para peserta 13 negara sebagai anggota ASIA Marketing Federation (AMF).

"AMS 2015 merupakan kegiatan meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) penyelenggaraannya selain mendatangkan devisa juga meningkatkan pencitraan bagi Indonesia karena dihadiri para ahli marketing seperti Professor Philip Kotler," ujar Arief, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (18/9/2015).

Selain Philip Kotler juga hadir ahli pemasaran Prof.Hooi Den Huan, yang juga Direktur Nanyang Technopreneurship Center selalu Co-Chair AMS 2015. Arief mengatakan, hal menarik dari AMS 2015 selain menghadirkan para pembicara dari kalangan ahli pemasaran terkemuka juga topik bahasannya aktual seputar menerapkan strategi dan taktik pemasaran agar berhasil di MEA 2015 yang mulai berlaku akhir 2015.

"Dalam memasarkan pariwisata, kita selain mempunyai branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, juga mempunyai strategi pemasaran dalam destination, original dan time," ujar Arief.

Arief mengatakan, pihaknya telah menetapkan tujuan pada tiga pintu paling utama yakni Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam. Ketiga great ini memberikan kontribusi sebesar 90 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Sedangkan original berdasarkan asal wisatawan mancanegara yang memberikan kontribusi terbesar yakni Singapura, Malaysia, China, Australia dan Jepang. Kelima pasar utama ini memberikan kontribusi sebesar 61 persen dari total kunjungan wisawatan mancanegara dari 18 pasar utama, sedangkan strategi dalam time menetapkan berdasarkan pola musim pasar.

"Pariwisata ASEAN sangat cerah, jumlah kunjungan wisawatan mancanegara tahun 2013 mencapai 90,2 juta dengan pertumbuhan sebesar 12 persen atau jauh di atas pertumbuhan pariwisata dunia sebesar lima persen," kata Arief.

Arief menambahkan, dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke ASEAN tersebut, 46 persen datang dari intra-ASEAN dan 32 persen dari Asia lainnya terutama China, Jepang, Korea Selatan dan India. "Untuk merebut pasar ASEAN tentu membutuhkan taktik dan strategi pemasaran yang jitu," ujar Arief.

Berlakunya MEA pada akhir 2015 ditandai dengan terjadinya arus bebas perdagangan, barang dan jasa, investasi, modal, tenaga kerja terampil dan 12 sektor prioritas terintegrasi lainnya termasuk di dalamnya jasa sektor pariwisata. MEA akan menjadikan wilayah ASEAN sebagai kawasan pasar tunggal dan basis produksi regional, kawasan berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi merata, dan kawasan yang memiliki integrasi dengan ekonomi dunia. (Tanti Y/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya