Walikota Risma Tak Ingin RI Dijajah Saat Pasar Bebas ASEAN

Pedagang kaki lima di Surabaya ditempatkan ke sentra-sentra PKL untuk diberikan pelatihan demi hadapi MEA 2015.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Agu 2015, 17:55 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 17:55 WIB
20150825-Risma
walikota Surabaya Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Surabaya - Walikota Surabaya Tri Rismaharini menganggap pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan perang bagi bangsa Indonesia. Lantaran setiap negara akan bersaing satu sama lain.

Karena itu, wanita yang akrab disapa Risma itu menyatakan perlu persiapan matang untuk menghadapi MEA. Untuk pedagang kaki lima (PKL) misalnya, dia tempatkan ke sentra-sentra PKL untuk diberi pelatihan. Risma mengatakan, langkah itu untuk meningkatkan daya saing.

"Kami menempatkan PKL ke sentra kemudian kita bina, rasa, kualitas makanya. Itu kita kontrol terus," kata dia Surabaya, Rabu (26/8/2015).

Memang persiapan itu sedikit aneh mengingat bergulirnya MEA justru memproteksi para PKL. Namun, bagi Risma tak menutup kemungkinan wilayah tersebut juga akan ditempati orang asing ketika MEA bergulir. "Mungkin tidak percaya ada orang asing jualan PKL di Surabaya, ke depan tidak bisa batasi," tambahnya.

Risma mengatakan, dengan memasukkan PKL ke sentra-sentra pemerintah bisa memantau pergerakan PKL. Kemudian bisa meningkatkan kualitas PKL itu sendiri.

"Saya ingin sampaikan, betapa luar biasanya nanti kalau kita tidak siap akan dijajah kembali. Yang kita lakukan di Surabaya bagaimana berpikir efisien, efektif dan aplikatif. Kalau tidak efisien kalah dengan kota lain di dunia," ujar dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya