Kepala BKPM Yakin Produk Tekstil RI Berjaya di Pasar Dunia

Pemerintah bakal melakukan beberapa pembenahan untuk mendorong ekspor produk tekstil dan sepatu.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Okt 2015, 15:20 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 15:20 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani megunjungi redaksi Liputan6.
Kepala BKPM Franky Sibarani megunjungi redaksi Liputan6. (Foto: Andrian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani optimis produk tekstil sepatu asal Indonesia mampu berbicara lebih banyak di pasar dunia. Hal ini seiring dengan tumbuhnya investasi pada kedua sektor tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini produk tekstil Indonesia hanya menguasai sekitar 1,85 persen pasar dunia. Sedangkan produk sepatu baru sebesar 4 persen dari pasar dunia.

"Potensi untuk berkontribusi ke pasar global untuk kedua sektor ini masih sangat besar. Pada 2014 industri tekstil (garmen) Indonesia baru menguasai 1,85 persen market dunia. Sementara sepatu baru 4 persen pasar dunia. Jadi masih sangat kecil," ujarnya di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2015).

Namun, jika melihat antusias investasi dari kedua sektor tersebut, Franky yakin kontribusi kedua sektor tersebut di pasar dunia akan mengalami peningkatan dalam beberapa tahun ke depan.

"Tapi kalau dilihat antusias investor untuk berinvestasi di kedua sektor itu luar biasa. Untuk sepatu saja semester I naiknya 600 persen, tekstil naik 56 persen. Belum lagi izin prinsip yang keduanya meningkat," lanjut dia.

Selain itu, untuk mendorong ekspor produk tekstil dan sepatu, pemerintah juga bakal melakukan beberapa pembenahan. Pertama, yaitu terkait dengan pengupahan.

"Yang dibenahi misalnya pengupahan, harus berikan kepastian bagi pekerja dan investor. Selama ini itu kunci yang jadi pertanyaan investor," katanya.

Kedua, yaitu soal jaminan keamanan bagi sektor usaha untuk berbisnis di dalam negeri. Dan ketiga, pemerintah akan melakukan negosiasi kerjasama perdagangan dengan kawasan yang dianggap potensial seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

"Kemudian kedua, jaminan keamanan, itu penting karena persepsi yg terbangun selama 3-4 tahun terakhir. Dan ketiga FTA (free trade agreement). Kalau kita mau bersaing dengan Vietnam, Thailand, Banglades dan lain-lain, hanya satu kuncinya yaitu FTA dengan Amerika dan Eropa. Ini sedang dalam proses," jelasnya.

Jika semua ini berjalan dengan baik dan investasi yang masuk ke Indonesia mulai berproduksi, Franky menyakini bahwa produk tekstil dan sepatu Indonesia bisa lebih banyak berbicara banyak di pasar dunia.

"Kalau banyak hal kita benahi, kita bisa berkontribusi lebih besar pada dunia, bisa 10 persen minimal. Jadi dengan ini kontribusi kedua sektor ini mendekati 10 persen bukan hal yg sulit," tandasnya. (Dny/Ndw)

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya