Liputan6.com, Jakarta - Setelah menerbangi kota-kota besar di Kalimantan, maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia mulai melebarkan ekspansi ke wilayah timur Indonesia dengan membuka tiga rute baru sekaligus dengan berawal dari rute penerbangan ke Manado, Palu dan Tarakan, sebagai upaya memperkuat konektivitas seluruh kota di Indonesia.
"Rute baru ke Manado akan dibuka pada 25 Oktober 2015 dan kemudian diikuti rute Palu dan Tarakan pada 8 November mendatang. Citilink ingin mengejar target untuk bisa menerbangi rute di wilayah timur Indonesia sebagai antisipasi terhadap pelaksanaan ASEAN Open Sky pada akhir tahun ini," kata President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan dalam keterangannya, Selasa (20/10/2015).
Adapun rute baru Manado bisa diterbangi dari Jakarta – Manado, Surabaya – Manado, dan Makassar – Manado dengan frekuensi satu kali penerbangan sehari dari masing-masing destinasi.
Advertisement
Sedangkan rute Makassar – Palu beroperasi dengan frekuensi satu kali penerbangan sehari, dan Balikpapan – Tarakan satu kali penerbangan sehari.
"Ini merupakan upaya melengkapi jangkauan Citilink di pasar domestik, sekaligus upaya melanjutkan hasil positif yang sudah diraih pada semester I lalu. Dengan demikian diharapkan target menerbangkan 11,2 juta penumpang di akhir tahun 2015 terpenuhi," kata Albert.
Selain menambah rute-rute baru, Citilink Indonesia juga melakukan peningkatan frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah ada (existing routes), yaitu rute Makassar – Jakarta (PP) dan rute Lombok – Surabaya (PP) dari dua penerbangan sehari menjadi tiga penerbangan sehari.
Albert juga menyebutkan, pemilihan Manado, Palu dan Tarakan berdasarkan sejumlah pertimbangan antara lain, ketiga kota ini memiliki pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,3 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi Manado, Palu dan Tarakan masing-masing adalah 7,4 persen, 9,6 persen dan 6,03 persen.
Selain itu, kota-kota seperti Jakarta, Makassar, dan Surabaya juga menjadi hub bagi penerbangan Citilink (konektivitas) untuk menjangkau berbagai kota di seluruh Indonesia. Hal lainnya adalah mendorong peningkatan kelas industri pariwisata dari sekadar objek wisata menjadi industri MICE (Meeting, Intensive, Conference, Exhibition) berskala internasional.
"Industri MICE Indonesia mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mendukung target kunjungan wisata Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara sampai 2019," kata Albert. (Yas/Ahm)