Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan‎ Ignasius Jonan menyatakan tengah melakukan evaluasi terhadap sistem pelayanan maskapai Trigana Air. Hal itu seiring adanya daftar korban jatuhnya Trigana Air yang tidak masuk dalam daftar manifest yang telah dikeluarkan.
Jonan menuturkan, hal paling utama yang harus diperbaiki adalah sistem tiket yang dianggapnya tidak memenuhi standar.
"Trigana harus perbaiki sistem reservasi ticketingnya, saya sudah perintahkan untuk periksa (Trigana), hari ini mestinya sudah dipanggil. Karena tidak ada penjualan kayak loket itu di bandara Sentani," kata Jonan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Advertisement
‎Jonan menceritakan tidak ada loket pembelian tiket di Bandara Sentani tersebut menjadi dugaan kalau penjualan tiket dilakukan oleh perorangan terutama melalui calo.
Tidak hanya itu, Jonan juga mewajibkan Trigana memperbaiki sistem pengecekan kembali tiket dengan kartu identitas misalnya KTP sebelum masuk ke dalam pesawat.
‎"Sekarang kita evaluasi sistem ticketingnya, kalau kita pandang kurang tidak boleh nambah rute baru dulu sampai itu dibetulkan," tegas Jonan.
‎Sebelumnya, seorang warga Oksibil, Robert mengatakan sejumlah nama yang dikenalnya saat ini banyak beredar di media massa. Dia memastikan nama itu tak benar berada dalam pesawat tersebut.
Misalnya Yunus Setamanggi yang merupakan anggota DPRD Pegunungan Bintang. Ternyata orang yang dimaksud berada di Oksibil. Ada juga anggota dewan yang lainnya yakni Petrus Tekege, namun ternyata Petrus tak jadi naik pesawat ini.
Kepala Kantor Pos Jayapura, Haryono mengatakan dari 4 karyawannya yang ikut dalam pesawat itu, ada seorang bernama Teguh yang menggunakan manifes orang lain.
"Pak Teguh memakai manifest atas Nama Dewa Putu Raka. Sebab di menit-menut terakhir keberangkatan, Pak Dewa batal berangkat," ujar dia kepada Liputan6.com di Jayapura.
Warga Wamena, Asrida Elisabeth bahkan meminta kepada keluarga korban atau masyarakat Oksibil dan lainnya untuk mengecek baik-baik nama penumpang yang tercatat dalam manifes pesawat Trigana.
"Banyak nama yang tak sesuai dengan identitas penumpang sebenarnya. Trigana itu banyak calo tiketnya. Beberapa kali saya terbang ke Wamena atau Oksibil, saya selalu menggunakan manifes atas nama orang lain," ungkap Asrida.
Kepala Supervisor Cargo Trigana Air Jayapura Ade Hermanto mengaku kesulitan memberantas calo Trigana. Pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkan calo-calo tersebut.
"Kami memang kesulitan menertibkan calo tiket Trigana. Tentang banyaknya sejumlah nama yang tidak sesuai dengan identitas yang sebenarnya, pihaknya masih terus menyesuaikan dengan daftar nama-nama yang sebenarnya. Hari ini akan kami bereskan dan data kembali nama-nama tersebut," ucap dia saat ditemui di Bandara Sentani Jayapura.‎ (Yas/Ahm)