JK Minta Masyarakat Tak Khawatir Serbuan Pekerja Asing Saat MEA

JK menilai Indonesia tetap butuh tenaga kerja asing yang ahli dalam bidang tertentu.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Okt 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 17:00 WIB
20151019-Jusuf Kalla-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat tidak khawatir soal serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia saat berlangsungnya pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun depan. Dia meyakini hal tersebut tidak akan terjadi.

"Masyarakat Ekonomi ASEAN, wah nanti tenaga asing banyak (masuk ke Indonesia). Tidak akan," ujarnya di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Menurutnya, dengan standar gaji yang lebih rendah, para pekerja dari negara ASEAN lain tidak akan mau pindah dan bekerja di Indonesia. Pada umumnya pekerja akan menjadi gaji dan kesejahteraan yang lebih tinggi jika pindah pekerjaan.

"Selalu tenaga kerja bergerak dari daerah rendah (penghasilan) ke tinggi. Tidak akan dari tinggi ke rendah. Di Singapura jadi pekerja Rp 20 juta, di sini Rp 2 juta. Mana mau pindah," lanjutnya.

JK menyatakan, negara lain justru yang khawatir akan serbuan tenaga kerja Indonesia ke negaranya saat MEA berlangsung. Terlebih, jumlah usai produktif di Indonesia juga terbilang besar, sehingga butuh lapangan kerja yang lebih banyak.

"Justru mereka khawatir orang Indonesia berbondong-berbondong. Tidak ada sejarah di dunia ada serbuan (pekerja) dari penghasilan tinggi (ke rendah)," katanya.

Namun demikian, JK menilai Indonesia tetap butuh tenaga kerja asing yang ahli dalam bidang tertentu. Hal ini penting untuk mendapat alih teknologi dari negara lain.

"Yang ada hanya profesional, tetap kita butuh itu, tanpa itu. Anda larang itu, kita kehilangan teknologi. Namun tentu batasannya keahlian. Begitu banyak aturan yang ada," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya