Jokowi Kunjungi AS, RI Capai Kesepakatan Bisnis Rp 274 Triliun

Kesepakatan bisnis itu antara lain di bidang energi, transportasi, dan perluasan pabrik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Okt 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 13:00 WIB
20151016-Presiden Jokowi
Presiden RI Joko Widodo menjawab pertanyaan saat wawancara khusus di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2015). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS), Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyaksikan penandatanganan 12 kesepakatan bisnis di bidang energi, transportasi, dan perluasan pabrik.

Selain itu, ada juga enam kesepakatan bisnis antara lain di bidang energi, konservasi air, dan perbankan syariah. Total nilai kesepakatan bisnis yang dihasilkan mencapai US$ 20,075 miliar atau sekitar Rp 274,25 triliun (asumsi kurs Rp 13.661 per dolar Amerika Serikat).

Kesepakatan bisnis itu antara lain sekitar US$ 2,40 miliar dalam bentuk foreign direct investment (FDI) di Indonesia. Kemudian sekitar US$ 175 juta berupa outward investment di Texas, Amerika Serikat (AS).Jokowi juga bertemu dengan Presiden AS Barack Obama, dan menjadi salah satu agenda penting kunjungan Jokowi di Washington, AS. Demikian mengutip keterangan diterbitkan, Selasa (27/10/2015).

Sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan, Presiden Jokowi juga telah bertemu dengan Executive Vice President Upstream Chevron James Johnson dan Vice Chairman General Electric John Rice pada hari kedua kunjungannya di AS.

Presiden Jokowi menjelaskan percepatan penerapan paket-paket kebijakan ekonomi. Dalam paket kebijakan ekonomi itu sekitar 60 persen izin di bidang ESDM sudah dipangkas.Jokowi juga mengapresiasi keberadaan Chevron yang sudah 90 tahun di Indonesia, terutama karena 97 persen dari 40 ribu karyawannya adalah putra putri Indonesia.

Di samping juga komitmen Chevron untuk terus membangun kemampuan sumber daya manusia Indonesia.Sementara itu, dalam pertemuan dengan GE juga ada dua penekanan. Pertama GE berkomitmen untuk menginvestasikan sumber dayanya di Indonesia, terutama untuk pembangunan listrik 35 ribu MW. Di samping itu, GE juga mendukung teknologi kesehatan. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya