Liputan6.com, Bandung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan perbankan telah bertahap menurunkan bunga kredit bank. Turunnya bunga kredit bank dipicu beberapa hal.
Deputi Komisi Pengawas Perbankan OJK Irwan Lubis mengatakan suku bunga kredit perbankan juga sudah turun, yang diikuti oleh deposito. Ia menuturkan suku bunga dapat turun karena didukung sejumlah indikator, seperti efisiensi yang dilakukan bank, sehingga dapat menekan biaya operasional.
"Posisi Januari-Agustus 2015 bunga kredit turun sekitar 33 basis poin. Deposito turun 0,7 persen. Pembentuk suku bunga ini melihat dari biaya operasional, pembiayaan, dan risk premium. Kalau biaya turun, maka suku bunga turun," kata Irwan saat ditemui wartawan pada acara focus group disscussion (FGD), seperti ditulis Jumat (30/10/2015) di Bandung.
Advertisement
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menuturkan akan berupaya bersama industri bank untuk mencari peluang menurunkan bunga kredit perbankan.
"Kami akan upayakan bersama industri cari peluang untuk mereasalisasikan itu (penurunan bunga kredit)," ujar Muliaman.
Muliaman menuturkan suku bunga kredit bank itu dapat turun bila didukung makro dan mikro ekonomi. Karena itu, sejumlah paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis oleh pemerintah dapat mendorong efisiensi, harga lebih terjangkau, sehingga mendorong daya saing perbankan lebih bagus ke depan.
"Melihat aspek makro dan mikro agar tercipta efisiensi lebih bagus, sehingga bunga dapat turun. Misalkan kalau inflasi rendah suku bunga akan turun. Ditambah efisiensi yang dilakukan industri maka bunga bisa lebih turun lagi," ujar Muliaman.
"Mereka (bank) juga dapat menurunkan seperti hadiah, misalkan memberikan cash back, melakukan efisiensi dan menekan biaya operasional," ucap Irwan.
Selain itu, Muliaman mengatakan pihaknya juga mendorong industri keuangan mikro untuk maju. Hal itu terkait penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Dengan akses keuangan lebih luas, maka persaingan dapat tertata.
"Kalau persaingan tidak ditata, maka harga jadi segmented. Itu yang kami minta efisiensi dengan membuka pasar lebih luas, sehingga dapat diakses siapa saja. Kemudian tidak ada monopoli, terutama bank BUMN, kini sudah masuk BPD," kata Muliaman.
Seperti diketahui, berbeda dengan paket kebijakan Jilid I dan II yang mayoritas memiliki efek jangka menengah dan panjang, paket kebijakan Jilid III ini lebih mengutamakan dampak yang dapat dirasakan masyarakat dalam jangka pendek.
Salah satu hal yang diminta Presiden Jokowi sebelumnya untuk dapat dimasukkan dalam poin paket kebijakan ekonomi jilid III adalah adanya penurunan suku bunga perbankan.
"Saya kira paket ekonomi ke III ini jangka pendek. Coba dilihat apakah memungkinkan yang pertama bunga bank bisa turun dengan mengefisiensikan ‎biaya-biaya yang ada di bank. Tolong dihitung,"‎ kata Jokowi. (Ahm/Zul)**