Cek Produksi Jagung di Sulsel, Kementan Pastikan Stok Masih Aman

Badan Pusat Statistik (BPS), merilis bahwa produksi jagung 2015 diperkirakan sebanyak 19,83 juta ton pipilan kering.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Nov 2015, 18:39 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 18:39 WIB
Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan, Nasrullah, bersama tim pemantau melakukan pengecekan langsung secara serentak lahan jagung yang masih berproduksi di daerah sentra produksi jagung.
Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan, Nasrullah, bersama tim pemantau melakukan pengecekan langsung secara serentak lahan jagung yang masih berproduksi di daerah sentra produksi jagung. (Foto: Kementan)

Liputan6.com, Makassar - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan dan keberlangsungan produksi jagung guna menjaga dan menjamin ketersediaan jagung sebagai bahan pakan sampai akhir  2015.

Untuk menjamin kebutuhan jagung sebagai bahan pakan ternak di bulan November hingga Desember 2015, Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Nasrullah, bersama tim pemantau melakukan pengecekan langsung secara serentak lahan jagung yang masih berproduksi di daerah sentra produksi jagung yaitu di Jawa Timur (Nganjuk, Kediri, Blitar dan Jember), Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan (Gowa, Takalar, Bantaeng) pada Jumat (6/11/2015).

“Kementerian Pertanian mulai kemarin, Kamis (5/11/2015) menurunkan tim secara serentak di empat provinsi yang merupakan sentra produksi jagung. Yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara, NTB, dan Sulawesi Selatan. Ini untuk memastikan kebutuhan stok jagung akhir tahun 2015 dapat dipenuhi sendiri dalam negeri,” kata Nasrullah  seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (6/11/2015).

Nasrullah memaparkan, Sulawesi Selatan sebagai sentra produksi jagung memiliki potensi lahan jagung yang luar biasa, sehingga sampai akhir 2015 masih berlangsung kegiatan panen.

Saat ini, lahan jagung yang sedang ditanami petani dan akan dipanen di akhir bulan November hingga Desember 2015 yakni sebesar 10 ribu hektare (ha) dengan tingkat produksi rata-rata 7,5 ton per ha.

"Berdasarkan pengecekan langsung kami, di Sulawesi Selatan ini masih ada jagung yang akan di panen yaitu sebanyak 10 ribu hektare di bulan November hingga Desember. Artinya stok jagung di Sulawesi Selatan yang tersedia sebanyak 75 ribu ton," papar Nasrullah.

Adapun sebaran lahan jagung akan dipanen di bulan November hingga Desember tersebut yakni 2.500 ha di Kabupaten Gowa, 1.500 ha di Kabupaten Takalar, 1.000 ha di Kabupaten Bantaeng, 4.000 ha di Kabupaten Wajo dan 1.000 ha di Kabupaten Pinrang. Lahan jagung ini merupakan lahan dataran rendah (low land).

Selain itu, berdasarkan data Angka Ramalan (ARAM II) Badan Pusat Statistik (BPS), merilis bahwa produksi jagung 2015 diperkirakan sebanyak 19,83 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebanyak 0,82 juta ton (4,34 persen) dibandingkan tahun 2014.

Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 1,85 kuintal per hektare atau 3,73 persen dan kenaikan luas panen seluas 22,61 ribu hektare  atau 0,59 persen. “Dari data BPS dan pengecekan langsung di lapangan ini, kami optimistis produksi jagung dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan. Ini sudah jelas,” tegas Nasrullah.

Untuk itu, Nasrullah yakin bahwa kebutuhan jagung untuk bahan pakan sebesar 500 ribu ton bisa dicukupi dari produksi dalam negeri. Hal ini terlihat dari masih adanya jagung yang dibudidayakan petani saat ini, khususnya petani di Sulawesi Selatan sebagai sentra produksi jagung nasional. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya