Liputan6.com, Jakarta Emas sampai saat ini masih dinilai sebagai investasi paling menguntungkan dibanding dengan investasi lainnya, seperti reksadana, saham, obligasi dan deposito. Hal tersebut diakibatkan karena emas diprediksi masih memiliki potensi untuk naik dan lebih aman dibanding investasi lain.
Meskipun terkesan menguntungkan, terkadang ada beberapa kerugian yang secara tidak sengaja Anda lakukan saat berinvestasi emas. Penasaran? Berikut beberapa hal yang harus Anda hindari dalam berinvestasi emas seperti dilansir dari halomoney.com, Senin (9/11/2015):
1. Membeli emas tanpa fisiknya
Advertisement
Teknologi yang semakin canggih membuat inevestasipun bisa dilakukan secara online. Tapi untuk investasi emas, sebaiknya Anda jangan pernah coba-coba melakukannya karena sangat berisiko.
Jangan pernah Anda mau berinvestasi emas tanpa menerima fisik emas tersebut, meski diberikan tawaran keuntungan yang mengiurkan. Namun jika Anda sudah terlanjur membeli emas tanpa fisik, pastikan pihak yang menyimpan emas dapat dipercaya dan emas itu disimpan di tempat aman yang bisa diambil kapanpun.
2. Membeli emas dalam bentuk perhiasan
Jika tujuan Anda untuk investasi, jangan membeli emas dalam bentuk perhiasan. Alasannya akan ada komponen biaya pembuatan saat pembelian dan saat dijual. Biasanya toko emas tidak hanya menghitung kadar dan beratnya, tetapi juga biaya pembuatan perhiasan. Makin rumit bentuk emas itu, maka makin mahal ongkos yang Anda keluarkan.
Daripada berisiko, ada baiknya Anda membeli adalah logam mulia (LM) murni standar 99,99 persen, produksi dan bersertifikat PT Aneka Tambang (Antam). Anda bisa membeli emas Antam di Antam langsung, Pegadaian atau toko emas tapi pastikan toko emas itu memiliki sertifikat asli dari Antam.
Selain Antam, Anda juga bisa membeli emas Pegadaian lho karena BUMN ini juga mengeluarkan emas dengan cap Pegadaian.
3. Sembarangan menyimpan emas
Perlakukan emas sebagai investasi yang perlu dijaga, sehingga Anda tidak menyimpannya sembarangan. Pilihlah tempat penyimpanan emas yang aman. Bila jumlah emas yang Anda miliki sudah banyak, mulailah menitipkan emas ke bank atau pegadaian supaya lebih aman. Meski disimpan, Anda tetap bisa mengambil emas tersebut, kapan pun Anda butuhkan.
Waktu tidak tepat
4. Membeli atau menjual emas di waktu yang tidak tepat
Ketika Anda membeli emas, Anda harus memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk membelinya karena harga emas ini fluktuatif. Sebaiknya Anda membeli ketika harga emas sedang murah, dan menjualnya begitu harganya sedang tinggi.
Karena itu, Anda harus bersabar untuk menunggu harga jual emas yang Anda inginkan jika mau menjual atau membelinya kembali. Jangan terburu-buru.
5. Membeli emas secara utang
Jangan beli emas dengan berutang untuk investasi. Belilah logam mulia ini secara tunai. Bila dilakukan secara hutang , Anda terikat untuk menjual atau membelinya.
Lagipula emas itu jenis investasi jangka panjang, sehingga akan sulit buatmu membayar utang pembelian emas yang butuh waktu cepat. Saat ini banyak arisan yang dilakukan dalam bentuk emas. Cara ini mungkin baik untuk menabung, tetapi kurang cocok untuk dijadikan emas yang diperoleh sebagai investasi.
6. Membeli emas dalam ukuran besar
Sebenarnya membeli emas dalam ukuran besar lebih menguntungkan dibanding ukuran kecil karena harganya “gramnya” akan lebih murah. Tapi untuk membeli dalam ukuran besar, Anda memang harus memiliki dana yang cukup besar. Namun Anda juga harus tahu bahwa emas dalam bentuk batangan atau ukuran besar akan lebih sulit dijual dibanding emas berukuran kecil.
Karena itu, jika Anda ingin menggunakan emas untuk bisa dicairkan setiap waktu, Anda perlu investasi emas berukuran kecil. Jadi, sesuaikan saja investasi emas dengan kebutuhan. Atau bisa saja Anda kombinasikan antara ukuran kecil dan besar. (Vna/Ndw)
Advertisement