Ditunjang SPBG, Kendaraan Berbahan Bakar Ganda Baru Diproduksi

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan penyebaran stasiun pengisian bahan bakar gas perlu disebar agar menunjang produksi mobil.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Nov 2015, 14:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2015, 14:15 WIB
20151116-SPBG Keliling Segera Beroperasi di Jakarta-Jakarta
PT Pertamina (Persero) meresmikan pengoperasian Mobile Refueling Unit (MRU) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang dapat berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain di Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (16/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah harus menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) jika menginginkan produsen kendaraan memproduksi kendaraan dengan mensin yang mengkonsumsi bahan bakar ganda (dual fuel).

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, produsen kendaraan akan menunggu penyebaran SPBG di tanah air terlebih dahulu sebelum membuat kendaraan berbahan bahan bakar ganda yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas‎ (BBG).

"Kalau industri otomotif mau produksi mobil BBG, minta infrastruktur harus tersedia di mana-mana, harus tersedia di berbagai titik,"‎ kata Saleh, saat menghadiri peringatan hari ikan nasional, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (22/11/2015).

Saleh menuturkan, jika kendaraan berbahan bakar ganda telah diproduksi tetapi SPBG belum mumpuni, dikhawatirkan kendaraan tersebut tidak diminati masyarakat, karena kesulitan mengisi bahan bakar.

"Kalau infrastrukturnya tidak ada kasihan(produsen kendaraan). Harus dari ini dulu, tidak mungkin swasta disuruh investasi dulu tidak ada infrastruktur. Nanti tidak laku," ujar dia.

Saleh mengatakan,  SPBG merupakan faktor utama untuk mendorong program konversi ketersediaan infrastruktur. Untuk mempercepat penyebaran SPBG, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bisa diintegrasikan dengan SPBG.

"Salah satu yang paling utama ketersediaan infrastruktur untuk BBGnya, harusnya setiap SPBU, ada SPBG.  Kalau sudah ada industri mau," pungkas dia. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya