Harga Minyak Susut ke Posisi US$ 37 per Barel

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun 3,6 juta barel pekan lalu.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Des 2015, 05:01 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 05:01 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia menetap lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi) setelah pedagang dan investor mengabaikan penarikan tak terduga stok minyak mentah AS untuk fokus pada pasokan distilat, termasuk diesel yang mencapai dua kali lebih dari harapan.

Melansir laman CNBC, Kamis (10/12/2015), harga minyak berjangka jenis Brent turun 6 sen menjadi US$ 40,20 per barel, mendekati posisi terendah dalam tujuh tahun di US$ 39,57 per barel. Harga minyak Brent kehilangan sekitar US$ 4 atau 10 persen, sejak pertemuan OPEC pekan lalu.

Sementara harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) menetap di US$ 37,16 per barel, turun 35 sen, atau 0,93 persen.

Administrasi Informasi Energi pemerintah (EIA) menyebutkan, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun 3,6 juta barel pekan lalu. Ini adalah penurunan persediaan pertama setelah 10 minggu berturut-turut terjadi kenaikan.

Harga minyak Brent dan WTI naik lebih dari US$ 1 per barel sebagai reaksi langsung terhadap laporan data, sebelum kemudian berbalik turun usai perhatian pasar beralih ke lonjakan distilat.


EIA mengatakan persediaan distilat melonjak sebesar 5 juta barel, ini dua kali dari perkiraan dan kenaikan paling tajam sejak Januari. Sementara permintaan untuk bahan bakar jatuh ke level terendah musiman sejak tahun 1998.

"Kenaikan besar dalam bahan bakar distilat kemungkinan akan berdampak pada adanya laporan bearish dia akhir hari," kata John Kilduff, Mitra di New York Hedge Fund Energy Again Capital.

PIRA Energy, sebuah konsultan pasar, mengatakan minyak mentah akan berada di bawah tekanan begitu penyimpanan minyak onshore kemungkinan habis pada kuartal pertama.

"Harga minyak mentah Brent akan terus berjuang karena surplus, yang perkiraan PIRA akan total 500 juta barel di atas tingkat normal pada akhir 2015," katanya.

Stok minyak mentah di Gulf Coast, turun 7,3 juta barel, tertinggi sejak Desember 2012. Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, mengatakan pengiriman minyak mentah ke wilayah Teluk juga telah tertunda karena adanya kabut pada pekan lalu.(Nrm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya