Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) telah berhasil melakukan uji tembak untuk produk panser terbarunya yang dinamai Panser Badak. Tak seperti Panser Anoa, Panser Badak ini dilengkapi dengan senjata cannon berkaliber 90 mm.
Uji tembak secara lebih spesifik, dilaksanakan untuk mengukur akurasi tembakan senjata utama, yaitu turret 90 mm, hasil kerja sama dengan Cockerill Maintentance & Ingenierie SA Defence (CMI Defence), perusahaan pertahanan dari Belgia.
Direktur Utama Pindad, Silmy Karim mengungkapkan, dalam proses pengembangan Panser Badak awak Pindad bekerja sama dengan CMI Defence untuk memperoleh keahlian dalam manufaktur turret 90mm sebagai bagian dari proses Transfer of Technology (ToT).
Advertisement
“Para staf kami yang terlibat dalam program manufaktur turret 90mm telah menyelesaikan proses pelatihan dan mulai kegiatan manufaktur di Pindad. Jadi produk kendaraan dan senjata utama Badak di fase produksi massal nanti merupakan karya anak bangsa,” kata Silmy, Senin (14/12/2015).
Baca Juga
Silmy menambahkan, di fase produksi tidak kurang dari 25 - 30 panser Badak bisa dilahirkan setiap tahun dari pabrik Pindad di Bandung. Dia mengaku, kapasitas produksi ini bisa ditambahkan untuk menyesuaikan dengan peningkatan permintaan dari TNI AD atau Kementerian Pertahanan.
Regional Director for Asia and Indonesia, Patrick Ledig, dari CMI Defence turut menyampaikan apresiasinya pada hasil kerja tim Pindad.
“Para staf ahli kami yang ikut hadir dari Belgia bekerja sama dengan Dislitbang TNI AD telah memastikan bahwa selama proses uji tembak kondisi kendaraan atau platform Badak terlihat stabil,” Patrick menambahkan.
Panser Cannon 90 mm yang diberi nama ‘Badak’ oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla dalam perhelatan Indo Defence 2014 lalu, merupakan kendaraan tempur yang dirancang sebagai program lanjutan pengembangan varian Panser Anoa sekaligus menjembatani kebutuhan fungsi penggempuran oleh TNI AD di lapangan.
Badak dimodifikasi dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, monocoque body yang bisa menahan tembakan amunisi hingga 12,7 mm, dan penggunaan teknologi double wishbone independent suspension untuk menjaga kestabilan kendaraan saat menembakkan cannon 90 mm-nya.
Setelah uji tembak, beberapa mata pengujian lain seperti uji laboratorium dan uji jelajah eksternal akan dilaksanakan bersama Dislitbang AD.
Hasil pengujian yang maksimal tentunya diharapkan agar Panser Cannon 90 mm Badak dapat menjadi salah satu produk unggulan PT Pindad (Persero) di masa depan dan menjadi kebanggaan TNI dan bangsa Indonesia.
Selain mulai memproduksi Badak, di kuartal I 2016 Pindad juga akan memperkenalkan produk senjata baru kepada publik. (Yas/Ndw)*