2015 Jadi Tahun Sulit untuk Sektor Industri

Hal ini seiring pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang memberikan dampak pada perekonomian dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Des 2015, 19:19 WIB
Diterbitkan 18 Des 2015, 19:19 WIB
 kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur.
kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur. (Foto: Ilyas Istianur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengaku tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi para pelaku industri dalam negeri. Hal ini seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang memberikan dampak pada perekonomian dalam negeri.

"Tahun 2015 memang tahun yang sulit. Banyak penurunan di sektor industri. Ini lantaran faktor ekonomi global di tahun 2015 mengalami pelambatan. Ini melambat (pertumbuhan industri) karena pertumbuhan (ekonomi) di dalam negeri dipengaruhi ekonomi global, pengaruhi di dalam negeri, sehingga mengurangi permintaan," ujar dia di Jakarta, Jumat (18/12/2015).

Saleh menjelaskan pertumbuhan industri nonmigas sampai dengan kuartal III tahun 2015 sebesar 5,2 persen sedikit lebih rendah dari tahun lalu yang tumbuh sebesar 5,6 persen. Namun dia yakin pertumbuhan industri nonmigas pada tahun ini akan mencapai 5,5 persen.

"Optimisme itu masih realistis karena didasari dari arus investasi yang terus masuk serta realisasi ekspor dan produksi yang terus meningkat dari sektor industri kecil, menengah, hingga besar," kata dia.

Untuk ekspor produk industri sampai September juga mengalami penurunan sebesar 7,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu dari US$ 87,85 miliar menjadi US$ 81,26 miliar pada tahun ini.‬ Saleh menyatakan hal tersebut merupakan dampak dari penurunan harga komoditas di pasar internasional.


‪"Penurunan ekspor sebagian disebabkan karena penurunan harga dipasar dunia, harga CPO turun, Harga karet turun," kata dia.

Meski demikian, produk industri tetap memberikan kontribusi cukup signifikan, yaitu sebesar 70,58 persen dari total ekspor nasional yang sebesar US$ 115,13 miliar.‬

"Padahal sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi negara, sekitar US$ 115,13 miliar. Nah kita coba untuk tingkatkan tahun depan," ucapnya.

Selain itu, impor produk industri juga mengalami penurunan sebesar 12,4 persen atau US$ 81,53 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$ 93,07 miliar.

Sementara dari sisi investasi, capaian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) telah mencapai Rp 63,60 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 8,52 miliar, sehingga nilai total investasi sampai dengan kuartal III tahun 2015 mencapai US$ 13,60 miliar.

"Dari berbagai kunjungan kerja kami ke luar negeri, para investor mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan berinvestasi dan akan dijadikan basis produksi mereka untuk pasar ekspor. Hal ini yang meyakini kami, nilai investasi tahun depan akan meningkat," ujarnya.

Meski perkembangan ekonomi nasional dalam beberapa waktu ke depan masih dihantui ketidakpastian, Saleh optimistis ekonomi dunia pada 2016 akan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun ini. Peningkatan pertumbuhan tersebut akan berdampak positif pada ekspor barang industri dari Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi nasional juga diproyeksi lebih tinggi dari tahun ini. Dengan perekonomian nasional yang lebih bergairah diperkirakan dapat meningkatkan permintaan terhadap barang industri sehingga sektor industri dapat tumbuh lebih tinggi," ia menandaskan. (Dny/Nrm)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya