Pemerintah Perlu Antisipasi Penurunan Harga Minyak

Turunnya harga minyak dunia dapat membuat kontraktor kontrak kerja sama menghentikan produksinya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Jan 2016, 14:27 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2016, 14:27 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam menyikapi penurunan harga minyak dunia yang terjadi sejak tahun lalu.

Dewan Pakar IATMI Benny Lubiantara mengatakan, penurunan harga minyak dunia menjadi musibah bagi negara eksportir minyak dan menjadi berkah bagi negara importir minyak seperti Indonesia. Hal ini lantaran penurunan tersebut membuat pembentukan biaya yang dipengaruhi harga minyak ikut turun.

"Harga minyak rendah bagi negara eksportir musibah, bagi kita bagus karena subsidi turun," kata Benny, dalam Indonesian Oil and Gas Industry-The Challenges Ahead, di City Plaza, Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Benny berharap, pemerintah tidak terbuai dengan penurunan harga tersebut, tetapi harus menyikapinya dengan hati-hati. Menurut dia, turunnya harga minyak akan meningkatkan konsumsi, bahkan konsumsi yang tidak efisien pun meningkat.

"Tapi hati-hati juga supaya tidak terjebak karena harga minyak turun yang terjadi adalah ketika rendah konsumsi meningkat itu bagus tapi yang boros tidak efisien," tutur Benny.

Benny melanjutkan, saat harga minyak turun, perusahaan pencari minyak (Kontraktor Kontrak Kerjasama/KKKS) akan mengurangi bahkan menghentikan kegiatan pencarian cadangan minyak  (eksplorasi‎). Di sisi lain, produksi minyak Indonesia terus menurun.

"Produksi kita turun drastis karena kegiatan eksplorasi kita turun, perkembangan tidak ada," ujar dia.

Benny menuturkan, dengan kegiatan eksplorasi yang menurun dan konsumsi meningkat akan mengancam ketahanan energi. Karena itu perlu pemikiran jangka panjang untuk menyikapi kondisi penurunan harga minyak agar tidak terjadi kelangkaan ke depannya.

"Jadi konsumsi meningkat cadangan jeblok yang terancam ketahanan energi, jadi pikir jangka panjang. Ini akan jadi masalah kalau tidak diantisipasi," ujar Benny.

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) terus tertekan. Harga minyak WTI sempat menyentuh level US$ 1,19 ke level US$ 30,22 per barel pada penutupan perdagangan Rabu pekan ini. Sementara itu, harga minyak Brent susut 97 sen menjadi US$ 30,58 per barel.

Harga minyak dunia tertekan sejak 2014 lantaran produksi minyak berlimpah dan permintaan dari China melambat. (Pew/Ahm)*

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya