Perkuat Pasokan Listrik Jakarta-Banten, PLN Tambah Jaringan

Dalam membangun fasilitas tersebut PLN menganggarkan Rp 3 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Feb 2016, 18:55 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 18:55 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berencana membangun dan menambah kapasitas  jaringan sepanjang ‎169 kilometer sirkuit (Kms) dan 9 Gardu Induk total berkapasitas 1.520 (Mega Volt Ampere (Mva) di wilayah Jakarta dan Tanggerang pada tahun ini.

General Manager PLN ‎Unit Induk Pembangunan V Robert A Purba mengatakan, pembangunan infrastruktur tersebut bertujuan memperkuat sistem pasokan listrik wilayah DKI Jaka‎rta dan Banten. Selain itu mendukung Program Kelistrikan 35 ribu Mega Watt (Mw).

"Khususnya untuk kebutuhan DKI dan Banten, kita tahun ini bangun 169 KMS. Bangun baru termasuk penggantian konduktor karena kapasitas daya menghantarkan listrik tidak cukup," kata Robert di Gardu Induk Milenium Tanggerang, Banten, Selasa (23/2/2016).


Menurut Robert, untuk membangun fasilitas tersebut PLN menganggarkan Rp 3 triliun. Sedangkan tahun lalu PLN telah membangun 7 Gardu Induk berkapasitas 1665MVA.

Robert mengungkapkan, untuk menyeimbangkan kebutuhan listrik sampai 2019, PLN akan terus membangun Gardu Induk sebanyak 53 unit.

Awal 2016, terdapat 3 unit GI yang berhasil di-energize adalah Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kilo Volt (kV) Balaraja, Interbuse Trafo (IBT) unit #4 1x500MVA, Gardu Induk (GI) 150 kV Millenium 2x60 Mva.

Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Bintaro II 1x60MVA, dan Under Ground Cable (UGC) yang beroperasi adalah UGC 150 kV Bintaro II - GIS New Bintaro sepanjang  4,7 kms.

‎Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Barat‎ Murtaqi Syamsuddin menambahkan, untuk menjalankan proyek tersebut PLN terkendala pembebasan lahan. Sehingga waktu pengerjaan proyek sempat mundur.

"Orang kan nggak suka kalau tanahnya dilewati jalur transmisi. Secara umum sekarang pembebasan lahan nggak mudah‎," pungkas dia.(Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya