PLN Tak Bayar Utang, APR Tutup Pembangkit Listrik di Nias

PT American Power Rent menyetop pasokan listrik untuk masyarakat Nias karena PT PLN tak juga membayar tagihan sewa pembangkit

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Mei 2016, 20:50 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2016, 20:50 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Petugas PLN memperbaiki Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Pemilik pembangkit listrik tenaga diesel (PTLTD) di Kepulauan Nias, PT American Power Rent menyetop pasokan listrik untuk masyarakat Nias. APR melakukan hal ini karena PT PLN tak juga membayar tagihan sewa pembangkit pada pihaknya.

Country Direktor APR Energi Nizar Rachman mengatakan, sebelumnya PLN berutang dengan APR Energy atas biaya sewa pembangkit sebesar Rp 90 miliar, utang tersebut telah dibayar Rp 50 miliar, sedangkan sisanya Rp 40 miliar belum dibayar dan jatuh tempo pada 27 May 2016.

"Kami ingin PLN bayar utangnya,"kata Nizar, di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Nizar mengakui, APR Energy telah mengeluarkan surat terbuka untuk masyarakat Nias, yang berisi penjelasan tentang penunggakan utang PLN. Jika utang tidak dibayar sampai waktu yang ditetapkan, maka APR Energy akan me‎mutus pasokan listrik kembali pada akhir Mei.

‎"Benar (mengirim surat terbuka). Langkah hukum sementara ini belum ada," tutur Nizar.

Dalam surat terbuka APR pada masyarakat Nias disebutkan, perusahaan tersebut secara permanen akan menutup pembangkit listrik berkapasitas 20 MW tersebut pada akhir Mei. ALhasil, warga Nias terancam alami mati listrik lagi.

APR berniat menjual pembangkit tersebut pada PLN namun hingga kini menurutnya PLN belum memberikan tanggapan.


Berikut isi surat terbuka tersebut:

Surat Terbuka kepada Rakyat Nias

Para penduduk dan pemilik usaha di Nias yang terhormat,

Sejak tahun 2013, APR Energy telah bekerja untuk memberi anda pasokan listrik yang dapat diandalkan.

Sayangnya, PLN belum membayar tagihan-tagihan kami. Perusahaan itu tidak menghormati kontrak dengan kami. Tetapi PLN terus mengumpulkan uang dari penduduk Nias untuk listrik yang mereka gunakan.

Oleh karena perilaku PLN ini, kami tidak dapat meneruskan beroperasi di Pulau Nias atau di mana pun di Indonesia. Pada akhir Mei, kami akan secara permanen menutup pembangkit listrik kami yang berkekuatan 20 MW.

Meskipun kami akan pergi, kami ingin melindungi rakyat Nias dan memastikan anda mendapatkan listrik. Itu sebabnya kami telah menawarkan untuk menjual pembangkit listrik kami di Nias kepada PLN.

Sayangnya, PLN belum menanggapi tawaran kami.

Harap dipahami bahwa keputusan kami untuk meninggalkan Nias tidaklah mudah diambil. Kami menyesali dampak yang akan ada dengan menutup pembangkit listrik kami. Tetapi kami juga sebuah usaha yang memiliki karyawan yang bekerja agar mereka dapat menyokong keluarga mereka. Jika kami tidak dibayar, kami tidak dapat membayar karyawan kami, dan mereka adalah kewajiban kami yang paling penting.

Oleh karena PLN telah menolak untuk membayar tagihan kami dan untuk menghormati kewajibannya menurut kontrak dengan kami, APR Energy tidak memiliki pilihan lain kecuali meninggalkan Nias pada akhir Mei.


Hormat kami,


John Campion
Ketua dan Chief Executive Officer

 

Surat Terbuka APR (Foto: Wicak/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya