JK: Teknologi Bantu Tingkatkan Produksi Pertanian Lahan Terbatas

Saat ini 40 persen warga Indonesia bekerja di sektor pertanian. Hanya saja, pertanian hanya bisa menyumbang 15 persen ke GDP.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Mei 2016, 17:58 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2016, 17:58 WIB
Sawah (Ilustrasi)
Sawah (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Produksi sektor pertanian di Indonesia terus digenjot. Pemerintah yakin peningkatan produksi bisa mendongkrak kontribusi bidang pertanian terhadap Growth Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto hingga 20 persen

"Kalau peningkatan produksinya bisa naik 50 persen, kontribusinya bisa meningkat 20 persen," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5/2016).

Saat ini 40 persen warga Indonesia bekerja di sektor pertanian. Hanya saja, pertanian hanya bisa menyumbang 15 persen ke GDP. Hal ini tak lain karena rendahnya tingkat produktifitas. Hal ini jauh lebih rendah dibanding sektor ekonomi lain yang berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan nasional.


"Secara persentase (tenaga kerja di sektor pertanian) menurun, tapi secara jumlah naik, karena jumlah penduduk bertambah," imbuh JK.

Rendahnya produktifitas di sektor pertanian tak lepas dari faktor minimnya lahan yang dimiliki, padahal kebutuhan masyarakat terus bertambah seiring peningkatan jumlah penduduk. Karena itu, pengembangan teknologi di bidang pertanian sangat berperan penting untuk meningkatkan produktifitas.

"Maka intinya adalah teknologi. Begitu banyak universitas kita, mari kita bekerja bersama-sama. Kita butuhkan bibit yang baik, teknologi lagi. Kita butuhkan pupuk yang lebih sederhana dan kita butuh petani yang lebih memahami masalahnya dengan baik," jelas JK.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya