Rupiah Melemah terhadap Dolar, Ini Tanggapan JK

Beberapa hari belakangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 26 Mei 2016, 17:45 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2016, 17:45 WIB
20160104- Tahun 2016 Rupiah Sulit Menguat-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas merapikan uang di Kantor Kas Bank Mandiri, Jakarta, Senin (4/1/2016). Nasib rupiah di tahun 2016 sulit menguat di tengah tingginya permintaan dollar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari belakangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Namun, kondisi ini ditanggapi santai oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Rupiah biasa turun naik. Bukan saja rupiah yang lemah, dolar menguat, gara-gara statistik lapangan kerja di Amerika membaik. Maka dia menguat," kata JK di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Menurut JK, nilai tukar rupiah saat ini belum mengkhawatirkan. Sehingga pemerintah belum perlu menyiapkan langkah khusus untuk menanggulangi masalah ini. JK pun yakin rupiah tidak akan terus melemah.

"Tidak ada yang perlu dijaga, biar berkembangnya juga secara baik, tidak akan berlebih-lebihan," kata JK.

Pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu kemarin berkisar Rp 13.618-13.703 per dolar AS. Bank Indonesia menilai kondisi ini lebih disebabkan pengaruh global, yaitu bank sentral AS, The Fed, mengenai kenaikan Fed Fund Rate pada Juni dan Juli mendatang.

"Statement hawkish dan cenderung menaikkan bunga itu berdampak ke stabilitas keuangan dunia karena banyak yang kemudian meresponsnya," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo.

Selain itu, kabar dari Inggris yang cenderung membatalkan rencana keluarnya dari Uni Eropa juga mempengaruhi sentimen pasar. Belum lagi keputusan Iran yang tidak mau mengurangi produksi minyak.

"Dan ini juga berpengaruh. Kondisi ini berdampak ke negara dunia, termasuk ke Indonesia," kata Agus.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya