Strategi Kementan Sajikan Data Pangan Lebih Akurat

Kementan menggandeng Lapan untuk mendukung pembangunan pertanian melalui perbaikan kualitas data pangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jun 2016, 19:54 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 19:54 WIB
(Foto: Kementerian Pertanian)
MoU Kementan-LAPAN

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperbaiki kualitas data pangan. Dengan perbaikan data pangan itu diharapkan dapat membuat data lebih transparan dan fair.

Salah satu upaya dilakukan lewat kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tentang pengembangan dan pemanfaatan teknologi, data dan informasi penginderaan jauh satelit. Kerja sama itu dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan LAPAN.

MoU itu ditandatangani antara Sekretaris Jenderal Kementan, Hari Priyonomi dengan Sekretaris Utama LAPAN, Ignatius Loyola Arisdiyo.

"Kerja sama ini guna mendukung pembangunan pertanian melalui upaya perbaikan kualitas data pangan," ujar Hari Priyono, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kamis (16/6/2016).


Ia menuturkan, data Lapan yang digunakan untuk memperbaiki data pangan berupa citra satelit yaitu CitraIkonos, GeoEye, QuickBird, WorldView-1, WorldView-2, dan Pleides digunakan untuk pemetaan lahan pertanian sawah, perkebunan, hortikultura mau pun pemetaan infrastruktur jaringan irigasi, jalan usaha tani, dan lainnya.

Kemudian Citra Landsat, NOAA, dan Modis digunakan untuk peramalan fase penanaman padi.

"Untuk memantau penanaman padi mulai dari fase penggenangan, tanam vegetatif, vegetatif-2, vegetatif maksimum, generatif-1, generatif-2 hingga panen dan bera dipantau menggunakan citra landsat-8," kata Hari.

Hari menuturkan, hasil dari citra satelit ini sangat bermanfaat digunakan sebagai sarana early warning system dan bahan pengambilan kebijakan pangan.

Selain itu, untuk perancangan teknis di lapangan di antaranya program percepatan tanam, estimasi kebutuhan benih, pupuk, pasca panen dan juga estimasi stok.

Hasil pengolahan data citra satelit ini tentu dilakukan ground-cek di beberap alokasi untuk evaluasi validitas dan kemantapan sistemnya.

"Apabila sudah teruji handal terhadap formula citra satelit ini, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai pengganti metode pengukuran luas tanam panen, dan produktivitas yang dilakukan konvensional," kata Hari.

Ia berharap hasil citra satelit ini dapat digunakan sebagai second-opinion terhadap keraguan data pangan yang saat ini banyak diperdebatkan.

Sementara itu, Sekretaris Utama Lapan, Ignatius menerangkan pemanfaatan citra satelit ini memiliki cakupan lebih luas sehingga akurasi datanya mencapai 88 persen.

"Yakni dapat mengetahui kapan waktu panen, tingkat produktivitas suatu tanaman, mencitrakan luas lahan baku, dan lahan tanam," kata Ignatius.

Ia pun mengharapkan, kerja sama Lapan dengan Kementan ini dapat memacu dan meningkatkan pelayanan publik Kementan.

Sedangkan Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi menambahkan kelebihan pemantauan penanaman padi melalui citra satelit ini yakni citra satelit tidak menipu akurasi lebih tinggi, mampu mengurangi personal error, dan dijamin terbebas dari intervensi berbagai kepentingan.

"Dengan citra satelit, data disajikan secara transparan dan fair dapat divalidasi oleh para pihak," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya