Pertamina Bakal Ubah Solar Jadi Avtur

Kelebihan pasokan Solar tersebut disebabkan penurunan konsumsi Solar karena perlambatan ekonomi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Jun 2016, 18:33 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 18:33 WIB
Kilang Minyak Pertamina
(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) siap menyulap bahan dasar Solar dan minyak tanah ‎menjadi Avtur. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi kelebihan produksi Solar dan minyak tanah karena penurunan konsumsi.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, program konversi minyak tanah ke Elpiji membuat penyerapan minyak tanah menurun. Sementara setiap produksi fasilitas pengolahan minyak atau kilang, menghasilkan komponen minyak tanah.

Selama ini, salah satu siasat menyalurkan kelebihan produksi minyak tanah, Pertamina mengekspor. Namun kini perusahaan tersebut memiliki jalan keluar lain yaitu dengan mengkonversi bahan dasar minyak tanah menjadi Avtur.

"Selama ini dalam proses pengilangan minyak bumi ada hasil minyak tanah. Kami ekspor produk itu," kata Hardadi, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Dari proses konversi tersebut, Pertamina bisa menghasilkan Avtur 400 ribu barel per bulan hingga 500 ribu barel per bulan. Dengan konversi tersebut menciptakan nilai tambah sebesar US$ 7 juta per bulan.

Selain minyak tanah, fasilitas kilang Pertamina juga kelebihan produksi Solar. Sebelumnya karena kebutuhan cukup besar, Pertamina mengimpor Solar, namun saat ini langkah impor tersebut dihentikan bahkan produk Solar Pertamina mengalami kelebihan pasokan hingga 10 ribu barel per hari (bph).

Kelebihan pasokan Solar tersebut disebabkan penurunan konsumsi Solar karena perlambatan ekonomi yang berpengaruh pada pelemahan harga komoditas, sehingga produsen mengurangi kegiatan produksi yang mengkonsumsi Solar.  Selain itu penerapan campuran 20 persen biodiesel pada Solar juga mengurangi konsumsi Solar.

"Saat ini kita sudah tidak impor Solar lagi. Kilang-kilang kita kelebihan produksi Solar," ungkap Hardadi.

Senior Vice President Refinery Officer Pertamina Rio Sihombing mengungkapkan, karena tidak mampu terserap maka komponen Solar atau fraksi Solar tidak dijadikan solar BBM, tapi dialihkan menjadi fraksi kerosene atau minyak tanah, kemudian disulap menjadi Avtur.

Proses pengubahan Solar dan minyak tanah menjadi Avtur tersebut dilakukan di kilang Cilacap. "Dalam kolam fraksinasi, ada kerosene yang dimaksimalkan. Itu kami kirim ke Cilacap. Komponen solar kami kurangi, jadi fraksi kerosene kita jadikan Avtur," tutup Rio.


**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya