Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Bebanb (P2B) memperkirakan konsumsi listrik Jawa-Bali mengalami penurunan 30 persen, saat Lebaran Idul Fitri. Hal tersebut disebabkan berhentinya kegiatan industri saat hari libur lebaran.
General Manager PT PLN Pusat Pengatur Beban, Eko Yudho mengatakan saat hari raya Idul Fitri konsumsi listrik diperkirakan menjadi 15.323 Megawatt, menurun 30 persen dari konsumsi normal.
"Tanggal 6-7 Juli, perkiraan beban puncak hanya 15.323 MW," kata Eko, di Gardu Induk Gandul, Cinere Depok, Minggu (3/7/2016).
Advertisement
Eko melanjutkan, penurunan konsumsi listrik telah terlihat gejalanya sejak 1 Juli, karena mulai berhentinya aktivitas industri karena libur perayaan Idul Fitri, penurunan konsumsi tersebut mencapai 3.500 MW pada siang hari.
"Sekarang sudah turun sekitar 2.500-3.000 MW. Untuk beban puncak malam hari. Kalau beban puncak siang hari turun 3.500 MW," tutur Eko.
Eko mengungkapkan, karena konsumsi listrik menurun saat Idul Fitri, PLN mengimbanginya dengan menonaktifkan pembangangkit sebesar 9.200 MW, hal tersebut untuk menjaga keseimbangan permintaan dan pasokan.
"Beberapa pembangkit yang kita berhentikan yaitu 9.200 mw. Daya tampung pasok tinggal 22.946 MW," jelas dia.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said menambahkan, kondisi penurunan konsumsi listrik tersebut dimanfaatkan PLN untuk melakukan perawatan pembangkit dan infrastruktur kelistrikan lainnya.
"Momen tersebut dimanfaatkan untuk perawatan, saat orang lain sedang libur. Ada karyawan PLN yang sedang bekerja," tutup Sudirman.