Liputan6.com, Jakarta - Lion Air menggunakan tarif batas atas dalam setiap penjualan tiket penerbangannya pada masa angkutan Lebaran tahun ini. Hal ini selalu digunakan manajemen saat menghadapi peak season, seperti salah satunya musim mudik kali ini.
Presiden Direktur Lion Group Edward Sirait mengungkapkan meski perusahaan menerapkan tarif batas atas, namun hal itu tidak bisa menjamin pendapatan perusahaan akan meningkat signifikan.
"Kalau dibilang ada peningkatan income ya, tapi tidak banyak, biasa saja," kata Edward seperti ditulis, Sabtu (9/7/2016).
Edward menjelaskan hal itu karena pesawat yang diterbangkan ke rute-rute tertentu yang menjadi tujuan favorit pemudik, ketika terbang kembali ke kota sebelumnya tingkat keterisian penumpangnya cukup minim. "Jadi kalau bicara untung atau tidak, itu belum tentu berjalan linier," tegas dia.
Baca Juga
Tidak hanya itu, pada masa operasi angkutan Lebaran tahun ini, para pelaku industri penerb‎angan justru mengalami kekhawatiran terkait mulai dioperasikannya jalan bebas hambatan (jalan tol).
Pengoperasian jalan itu membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan pesawat.
Selain itu, dalam arus mudik tahun ini didahului dengan masa libur sekolah. Sehingga penyebaran jumlah penumpangnya‎ lebih merata. "Jadi masyarakat itu sekarang sudah punya banyak pilihan, mayoritas istri dan anak sudah mudik terlebih dahulu," ujar dia.
Edo menuturkan, saat ini potensi industri penerbangan di Indonesia sangat menjanjikan. Pihak Lion Air juga terus meningkatkan pelayanan dalam menjalankan operasi angkutan Lebaran tahun ini.(Yas/Ahm)
Advertisement
Â
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.