Liputan6.com, Jakarta - Lion Air yang keluar dari daftar penerbangan yang terlarang di Eropa menyisakan pertanyaan. Bagaimana tidak, maskapai ini dianggap telah memenuhi aspek keamanan Eropa padahal di dalam negeri beberapa kali dihadapkan pada masalah.
Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati berpendapat, Lion Air belum waktunya keluar dari daftar maskapai yang terlarang di Eropa. Sebaliknya, dia menuding jika hal ini tak terlepas dengan hubungan kerjasama dengan produsen pesawat Airbus.
"Airbus produksi konsorsium Eropa, Prancis, Inggris, Jerman. Pasti bantu Lion. Lion order 200 Airbus 320," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Baca Juga
‎Dia mengatakan, Indonesia sendiri merupakan pasar yang menarik untuk industri penerbangan lantaran jumlah penumpangnya terus mengalami pertumbuhan. Maka tak heran, banyak produsen pesawat berlomba untuk menjalin hubungan dengan Indonesia.
‎"Pasar Indonesia seksi dan bertumbuh terus. Makanya semua berlomba-lomba," ujar dia.
Sebelumnya, Duta Besar ‎Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend mengatakan keluarnya tiga maskapai Indonesia yakni Lion Air, Batik Air, dan Citilink dari daftar penerbangan yang dilarang Eropa tak ada hubungannya dengan Airbus. Dia bilang, keluarnya tiga maskapai tersebut murni karena aspek keselamatan.
"Sama sekali tidak, yang jadi penentu utama kepentingan keselamatan penduduk ‎Uni Eropa dan Indonesia. Dan ini ditekankan petinggi Eropa. Mereka tidak mengkompromi keselamatan dari penumpang dan itulah menjadi penentuan," ujar dia.
Terkait dengan Lion Air, dia mengatakan maskapai tersebut memang beberapa kali gagal dalam penilaian Uni Eropa. Namun, pada tahun ini Lion Air bisa keluar dari daftar maskapai yang dilarang di Eropa.
Dalam penilaian, Uni Eropa menekankan pada tiga aspek, yakni melakukan kunjungan ke maskapai, memperoleh informasi dari regulator, dan memperoleh informasi ke maskapai itu sendiri.
‎"Dari tahun ke tahun memang sering diadakan penilaian. Terakhir tahun lalu di 2015 ada dua penilaian di mana sampai detik itu Lion Air tidak lolos. Namun pada tahun ini dengan standar yang disampaikan sebelumnya Lion Air sudah lolos mengacu pencapaian mereka dalam bidang keselamatan penumpang," jelas dia.‎
Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agoes Subagyo‎ mengatakan, penilaian ini murni hanya terkait aspek keselamatan.
"‎Itu tim EU datang ke Indonesia melakukan cek langsung, cek itu on side. Ke dua, melakukan, mendengarkan persentasi perbaikan di aturan kita. Ketiga melakukan visit airlines. Kemudian di samping itu mengundang ke sana untuk melihat kemajuan melalui EU Air Safety Committee meeting. Dihadiri 28 negara. Kalau yang ke sini mengirim tim audit," tutur dia. (Amd/Ahm)
Advertisement