BCA Raup Laba Rp 9,6 Triliun di Semester I

Perolehan laba tertopang pendapatan operasional.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Jul 2016, 20:19 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 20:19 WIB
20160517-Presiden Direktur PT BCA Tbk, Jahja Setiaatmadja-Jakarta
Presiden Direktur PT BCA Tbk, Jahja Setiaatmadja (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 9,6 triliun pada semester I tahun ini. Pencapaian ini naik 12,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,5 triliun.
 
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pencapaian itu tertopang pendapatan operasional BCA. Hingga Juni, pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 15,5 persen menjadi Rp 26,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 22,6 triliun.
 
"BCA sekali lagi menegaskan keunggulannya di bidang perbankan transaksi, yang tercermin dari pertumbuhan saldo rekening transaksi, yaitu rekening giro dan tabungan (CASA), menjelang hari raya Idul Fitri," kata Jahja di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (20/7/2016).
 
 
Jahja menuturkan, peningkatan laba rasio kredit bermasalah (NPL) BCA menjadi 1,4 persen pada akhir Juni 2016 atau meningkat dibandingkan periode yang sama hanya 0,7 persen. Meskipun demikian, rasio NPL masih dalam tingkat risiko yang ditoleransi.
 
Pada Semester I 2016, BCA juga membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp 2 triliun untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Per Juni 2016, rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah tercatat sebesar 193 persen.
 
Pada akhir Juni, rasio kredit bermasalah pendanaan (LFR) tercatat sebesar 77,9 persen sementara rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 20,3 persen.
 
Mengenai dana pihak ketiga, meningkat 7,8 persen (year on year) menjadi Rp 490 triliun. Kenaikan tertopang pertumbuhan rekening giro dan tabungan (CASA). Dana CASA tumbuh 10,2 persen (yoy) mencapai Rp 381,3 triliun, berkontribusi sebesar 77,7 persen terhadap total dana pihak ketiga BCA pada akhir Juni 2016.
 
Dana tabungan pun tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp 260,9 triliun. Sedangkan dana giro naik sebesar 5,4 persen (yoy) menjadi Rp 120,4 triliun. Dana deposito pun relatif stabil sebesar Rp 109,3 triliun.
 
"Memasuki semester II, kami akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha dalam memanfaatkan berbagai peluang bisnis bagi pertumbuhan di masa mendatang. BCA akan terus melakukan investasi untuk memperkuat kapabilitas perbankan transaksi dan infrastruktur kredit sejalan dengan prospek jangka panjang industri perbankan," dia menegaskan. (Yas/nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya