Efisiensi, BCA Pangkas Penambahan Karyawan Baru

Kondisi ekonomi yang masih bergejolak menjadikan industri perbankan harus memutar otak demi mendapatkan dana dari masyarakat

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Mar 2016, 19:01 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2016, 19:01 WIB
20150911-INDONESIA BANKING EXPO 2015-Jakarta
BCA ikut berpartisipasi di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Sejumlah bank menawarkan beragam fasilitas untuk menarik pengunjung menabung di tempatnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta- PT Bank Central Asia Tbk, (BBCA) tengah melakukan efisiensi besar-besaran untuk menghadapi ketatnya liquiditas di pasar saat ini. Ekonomi global yang tidak menentu menjadikan beberapa perbankan saling bersaing dalam mendapatkan dana dari masyarakat.

Setelah beberapa waktu lalu BCA merencanakan pengenaan biaya untuk setiap kali melakukan cek saldo melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), kini BCA juga bakal mengurangi jumlah penambahan karyawannya.

"Kita lakukan efisiensi lain (selain pengenaan biaya cek saldo) seperti‎ mengurangi pertambahan tenaga kerja, bukan tenaga kerja dikurangi yah, tetapi tambahannya dikurangi‎," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (9/3/2016).

 

Tidak hanya itu, efisiensi yang akan dilakukan selain pengurangan penambahan karyawan tersebut yaitu mengurangi pertambahan cabang dan pengadaan mesin ATM baru.

Dijelaskan Jahja, awalnya BCA akan menambah jumlah kantor cabang sebanyak 40 unit di beberapa kota di Indonesia, namun akhirnya diubah hanya menjadi 20 unit baru kantor cabang. Sementara untuk ATM, 2700 mesin ATM direnanakan akan ditambah tahun ini, namun akhirnya hanya akan 1000 mesin ATM.

"Selain itu nanti biaya-biaya promosi juga akan kita kurangi, ini semata-mata untuk efisiensi saja," tegas Jahya.

Seperti diketahui, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Perbankan, Eni Panggabean, menyatakan model efisiensi yang dilakukan BCA, terutama akan mengenakan biaya dalam setiap kali cek saldo di ATM justru memberatkan para nasabahnya.

"Menurut Bank Indonesia, seharusnya hal ini diatasi dengan kemampuan sistem untuk mengatasinya, bukan dengan pengenaan biaya karena akan memberatkan nasabah," kata Eni.

‎Eni menilai masih ada cara lain yang bisa dilakukan BCA jika ingin mengefisienkan biaya operasional perbankan. Salah satu hal yang disarankan Eni, BCA lebih baik meningkatkan sosialisasi penggunaan internet banking atau mobile banking.

Bank Indonesia tengah menggalakkan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Jika pengecekan saldo itu diterapkan‎, menurut Eni apa yang dilakukan BCA bisa menghambat GNNT.

"Kalau pengenaan biaya bisa menghambat GNNT. Lebih baik sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk gunakan channel lain, yaitu internet dan mobile banking, yang lebih murah," ujar Eni.‎ (Yas/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya