Alasan Sri Mulyani Mau Kembali Jadi Menteri Keuangan

Sri Mulyani Indrawati secara resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini

oleh Septian Deny diperbarui 27 Jul 2016, 16:43 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 16:43 WIB
20160726- Sri Mulyani Bicara Pembangunan di Kampus UI-Jakarta- Helmi Fithriansyah
Managing Director World Bank, Sri Mulyani Indrawati saat memberi kuliah umum di kampus UI Depok, Selasa (26/7). Dalam paparannya ia menyebut Indonesia memiliki potensi dan mampu menjadi pelaku global yang disegani. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sri Mulyani Indrawati secara resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini. Sri Mulyani menggantikan posisi Bambang Brodjonegoro yang kini menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas.

Sri Mulyani mengungkapkan, alasannya menerima tawaran Presiden Jokowi untuk menduduki posisi ini karena orang nomor 1 di Indonesia tersebut ingin dirinya memperkuat kebijakan fiskal pemerintah.

"Saya rasa permintaan Bapak Presiden Jokowi untuk bergabung dalam kabinet ini adalah untuk memperkuat pemerintahan terutama adalah untuk memperkuat kebijakan fiskal," ujar dia di Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Selain itu, dirinya juga merasa terhormat karena telah dipercaya kembali untuk menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan. Sebelumnya, Sri Mulyani juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan ‎pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya merasa terhormat diminta kembali oleh presiden untuk bekerja sama para menteri kabinet yang lain, untuk bisa menjalankan sisa masa kabinet ini. Semoga itu bisa tercapai‎," kata dia.

Sri Mulyani juga mengungkapkan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, ada be‎berapa pekerjaan rumah yang harus dia lanjutkan dan selesaikan. Salah satunya soal pengentasan kemiskinan dan penyediaan kesempatan kerja.

"Sebaik mungkin untuk menangani masalah selama ini, termasuk pengentasan kemiskinan, memperbaiki kesempatan kerja dan juga mengatasi isu kesenjangan," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya