Kurangi Kepadatan Jakarta, Pemerintah akan Kembangkan Kota Baru

Salah satu wilayah yang menjadi sasaran pengembangan PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) ‎adalah daerah Maja, Lebak

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Agu 2016, 09:32 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2016, 09:32 WIB
Begini Kondisi Kemacetan Lalu Lintas Jakarta Pagi Ini
Lalu lintas Ibukota Jakarta dan sekitarnya terlihat padat sejak pagi. Kondisi ini juga diwarnai sejumlah insiden kecelakaan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyusun peta pengembangan wilayah Jabodetabek demi mengurangi kepadatan di DKI Jakarta.

Salah satu wilayah yang menjadi sasaran pengembangan PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) ‎adalah daerah Maja, Lebak, Banten.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian‎ Hermanto Dardak mengatakan, di wilayah itu akan dikembangkan Kota Baru Publik Maja.

"Pada tanggal 27 Juni lalu, Kementerian PUPR bersama pemerintah daerah dan pengembang melakukan penandatanganan kesepakatan bersama pengembangan kota baru publik tersebut," kata Hermanto dalam keterangannya, Sabtu (6/8/2016).

Dia menjelaskan, pengembangan Maja menggunakan konsep pertumbuhan Kota Satelit Mandiri, dimana akan diupayakan tersedianya sistem permukiman perkotaan berimbang dengan komposisi 1:2:3. Dalam komposisi tersebut pembangunan satu unit rumah mewah oleh pengembang, harus diikuti dengan pembangunan dua unit rumah menengah, dan tiga unit rumah sederhana bagi MBR.

Saat ini menurut Dardak, BPIW sedang menyusun development plan pengembangan Maja. Dalam development plan tersebut memuat beberapa hal, diantaranya jalan akses menuju Maja dari Pamulang ke Rangkasbitung sepanjang 58,35 kilometer sebagai akses utama yang linier dengan rencana Jalan Tol Serpong-Balaraja, serta jalur Kereta Api Jakarta-Maja, yang menggunakan rel ganda.

"Pengembangan Maja juga akan menerapkan Transit Oriented Development (TOD) dengan basis ekonomi yang mampu mendukung kawasan industri di Balaraja, Cikupa, Jayanti, dan Cikande serta Kawasan Agro Industri," ujar Dardak.

Dia menjelaskan, perekonomian Indonesia saat ini 74 persen berasal dari kawasan perkotaan dan lebih dari 20 persen berasal dari Jabodetabek. Di lain sisi, kawasan perkotaan seperti Jakarta saat ini sedang mengalami urban sprawl yang dapat menyebabkan banyak permasalahan di Jabodetabek, khususnya DKI Jakarta.

Salah satu permasalahan yang timbul adalah menjamurnya permukiman kumuh di Kota Jakarta sebagai akibat dari adanya fenomena urbanisasi dan ketidakmampuan pelayanan kota untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Selain itu, Jabodetabek juga dihadapkan dengan persoalan transportasi. Ia berharap dengan dukungan berbagai program dari Kementerian PUPR dapat mengatasi permasalahan tersebut. ‎(Yas/nrm)‎

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya