Liputan6.com, Jakarta - Berencana untuk pensiun? Jika Anda perempuan, maka Anda akan hadapi tantangan lebih ketimbang pria. Namun, perempuan lebih baik untuk berinvestasi dan menabung agar menciptakan kesuksesan saat pensiun.
Merencanakan pensiun bukan ilmu yang mudah dan cepat dipelajari. Lantaran investasi juga dipengaruhi oleh sentimen eksternal dan internal. Dengan sejumlah strategi, perempuan juga dapat menyiapkan masa depan lebih baik di masa pensiun.
Secara spesifik, perempuan dinilai lebih memilih investasi jangka panjang ketimbang trading yang biasa dan disukai kaum pria karena bisa dapat imbal hasil lebih tinggi. Selain itu, pria juga lebih percata diri ketimbang perempuan untuk kemampuan investasi.
Baca Juga
Kepercayaan diri tidak selamanya buruk, namun saat investasi, kepercayaan diri juga dapat mendorong ke sebuah masalah. Misalkan ketika membeli sebuah saham perusahaan dan reksa dana tanpa melakukan riset.
Sedangkan perempuan lebih dulu banyak bertanya sebelum investasi. Perencana keuangan juga mengatakan kalau ketika perempuan memutuskan investasi maka perempuan cenderung tetap setia dan bertahan.
Advertisement
Berikut strategi untuk merencanakan pensiun dan mempersiapkan dana untuk memasuki masa pensiun, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (27/9/2016):
1. Mulai tabung, dan simpan lebih banyak secara bertahap
Setiap orang tahu kalau menabung untuk pensiun sangat penting. Akan tetapi tak semua orang menyadarinya. Misalkan orang Amerika Serikat (AS) cenderung lebih konsumtif sehingga lebih banyak belanja ketimbang persiapkan dana untuk pensiun.
Namun tak ada kata terlambat untuk menabung. Jadi bila Anda masih boros maka mulailah menabung, kemudian investasi untuk mendapatkan imbal hasil lebih baik.
Meski demikian, Anda juga harus cermat saat berinvestasi. Anda juga harus memperhitungkan waktu investasi. Bila Anda investasi ketika jelang pensiun maka sebaiknya hindari aset berisiko tinggi seperti saham.
Bagi perempuan, menabung untuk pensiun juga lebih penting ketimbang pria. Kenapa? Rata-rata hidup perempuan lebih panjang ketimbang pria. Selain itu, perempuan juga biasanya lebih dulu ajukan pensiun untuk jaga anak dan orangtua, hal ini membuat dana pensiun yang didapat lebih rendah.
Jadi sebaiknya berapa dana yang disiapkan setiap bulan untuk pensiun? Biasanya sekitar 20 persen dari pendapatan Anda. Jika belum mencapai 20 persen maka tidak apa-apa, tetapi Anda harus memiliki target untuk sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk dana pensiun. Anda juga dapat meningkatkan dana pensiun tersebut tergantung kondisi keuangan.
Usai memiliki gambaran berapa dana yang disiapkan untuk pensiun. Anda juga perlu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan saat pensiun.
Investasi
2. Investasi
Ketika sudah sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk dana pensiun maka Anda juga dapat investasi. Dengan investasi diharapkan dapat keuntungan untuk jangka panjang.
Untuk berinvestasi juga ada sejumlah hal perlu diperhatikan. Anda sebaiknya menempatkan dana untuk aset likuid. Jadi tak semua ditempatkan di aset non likuid. Ini dilakukan agar bila ada sesuatu membutuhkan dana cepat maka sudah ada persiapan dana yang diambil dari dana darurat. Biasanya perencana keuangan menyarankan persiapan dana darurat sekitar enam bulan dari satu tahun gaji.
Kemudian, Anda juga harus pertimbangkan untuk alokasi aset investasi. Jadi aset investasi tak hanya satu portofolio tetapi juga beragam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko.
Misalkan Anda memilih investasi di reksa dana dan saham. Anda juga dapat memilih sejumlah reksa dana untuk investasi.
Advertisement
Jaminan Sosial
3. Bersikap hati-hati sebelum klaim jaminan sosial
Perempuan hidup lebih lama ketimbang pria. Diperkirakan rata-rata usia 65 tahun, dan melewati usia tersebut maka umurnya akan lebih panjang. Karena itu perlu perhitungan yang cermat untuk realisasikan klaim hari tua.
Jadi sangat penting untuk hati-hati ajukan klaim dana pensiun secara sekaligus. Hal ini agar mengatur dana pensiun lebih baik. Karena bila Anda sudah mengajukan sekaligus maka tak bisa mengembalikannya.
Selain itu, Anda juga memiliki seseorang yang dapat diajak diskusi mengenai rencana selanjutnya saat memasuki usia pensiun. Mulai dari mengelola keuangan ketika hadapi penyakit serius, bila pasangan Anda meninggal, dan bagaimana dengan tanggung jawab saudara dan lainnya. (Ahm/Ndw)