Data Ekonomi AS Membaik, Rupiah Tertekan ke 13.088 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.058-13.115 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Nov 2016, 12:54 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2016, 12:54 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.058 per dolar AS hingga 13.115 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.058 per dolar AS hingga 13.115 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat ini (4/11/2016). Perbaikan ekonomi AS membuat dolar AS menguat. Selain itu, isu domestik juga membuat rupiah sulit perkasa.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/11/2016), rupiah dibuka di level 13.088 per dolar AS. Nilai ini melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.075 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.058 hingga 13.115 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 5,03 persen.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.103 per dolar AS. Patokan hari ini melemah jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang ada di angka 13.050 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain. Penguatan dolar AS ini karena data-data ekonomi AS menunjukkan perbaikan.

Nonfarm Payrolls menunjukkan bahwa terdapat penambahan pekerja baru 175 ribu orang pada Oktober kemarin. Kenaikan itu di atas prediksi pada analis ekonom ekonom yang ada di angka 106 ribu orang.

Namun memang, kenaikan dolar AS tak terlalu besar karena pelaku pasar masih berhati-hati menjelang pemilihan umum Presiden AS.

"Bahkan jika jajak pendapat menunjukkan Bahwa Clinton akan memimpin tetap akan memberatkan ekonomi," kata analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, Norihiro Fujito.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah melemah pada perdagangan Kamis bahkan di saat dolar AS melemah terhadap mayoritas kurs di Asia.

"Faktor domestik yang semakin negatif, termasuk kekhawatiran demonstrasi yang bisa berujung kerusuhan di Jakarta hari ini," jelas dia.

Fokus domestik juga akan tertuju pada consumer confidence index yang rilis hari ini dan diperkirakan memburuk. Cadangan devisa serta pertumbuhan ekonomi menjadi yang berikutnya ditunggu, dijadwalkan diumumkan awal minggu depan. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya