Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah pada hari ini. Keberadaan KIK ini diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi 500 ribu tenaga kerja.
Proyek itu juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan wilayah Jawa Tengah pada khususnya.
"Kawasan Industri Kendal ini memang direncanakan nantinya 2.700 hektar, tetapi sekarang pada fase pertama kita baru menyelesaikan 830 hektar. Kita harapkan di Kawasan Industri Kendal ini akan menyerap lebih dari 500 ribu tenaga kerja," ujar Presiden Joko Widodo usai melakukan peninjauan di PT Tat Wai Industries, Kendal, Senin (14/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Proyek investasi bersama antara pemerintah Indonesia dengan Singapura tersebut juga sekaligus menandakan keterbukaan Indonesia bagi investasi asing.
Hal tersebut dimaksudkan untuk terus menggenjot perekonomian nasional di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu seperti sekarang ini.
"Ya ini memberikan sinyal bahwa kita terbuka untuk investasi apapun yang bisa membuka lapangan pekerjaan dan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. Karena kita harus tahu, APBN pemerintah juga terbatas, BUMN capex-nya terbatas, swasta kita juga punya kemampuan tapi ada batasannya," jelas Presiden.
Tahap pertama pembangunan kawasan tersebut diproyeksikan selesai dalam 3 hingga 4 tahun ke depan. Ke depannya, KIK ini akan menjadi sebuah contoh bagaimana kawasan industri dapat dibagi ke dalam beberapa klaster yang berbeda.
Selain itu, fasilitas dan infrastruktur pendukung transportasi merupakan salah satu kekuatan kawasan tersebut. Pelabuhan dan juga bandara yang relatif dekat menjadi daya tarik tersendiri.
"Ini juga efisien karena dekat dengan seaport di Tanjung Emas, dekat sekali. Ke airport juga dekat sekali, hanya 20 menit. Tadi saya tanya-tanya, saya kira yang nantinya jadi daya tarik adalah itu," ungkap presiden.
Meski demikian, diakui presiden, pemerintah masih harus membenahi beberapa hal guna menunjang proyek tersebut. Permasalahan mengenai pasokan listrik dan gas merupakan fokus utama yang kini hendak dicarikan solusinya.
Presiden Joko Widodo pun menargetkan permasalahan tersebut dapat segera diselesaikan paling lambat pada akhir 2016 ini.
"Ini yang saya berikan ke Menteri Perindustrian agar segera menyelesaikan permasalahan ini dalam waktu secepat-cepatnya, paling lambat pada akhir tahun ini," tegas dia.
Pembicaraan pada Pertemuan Bilateral
Selain meresemikan KIK, Presiden Joko Widodo dengan PM Lee juga menggelar pertemuan bilateral.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan pada pertemuan ini, PM Lee menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia atas upaya penanganan asap kebakaran hutan yang dinilai lebih baik dari sebelumnya.
"Tadi berbicara juga masalah asap. Perdana Menteri Lee juga menyampaikan terima kasih karena penanganannya tahun ini jauh lebih terorganisir dan juga penegakan hukumnya lebih tegas," ungkap dia.
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo turut menyinggung mengenai kerja sama pemberantasan terorisme yang disepakati kedua belah pihak. Pertukaran informasi seputar terorisme merupakan salah satu yang berhasil dicapai dalam kesepakatan tersebut.
"Yang terorisme juga saya kira tukar menukar informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan terorisme. Tadi juga Perdana Menteri Lee mengucapkan terima kasih karena kita bisa mengungkap rencana teroris untuk meluncurkan roket ke Singapura," ucapnya.(Nrm/Ndw)