Proyek Kawasan Industri Kendal Bakal Tarik Investasi Rp 200 T

Pembangunan tahap pertama KIK Kendal meliputi area industri seluas 860 hektare (ha) telah dimulai dari total luas lahan 2.700 ha.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Nov 2016, 17:35 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 17:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT Jababeka Tbk dan Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah pada hari ini. Keberadaan kawasan industri ini diharapkan akan menarik lebih banyak investasi ke Jawa Tengah.

Presiden Direktur PT Jababeka Budianto Liman mengatakan, pembangunan KIK berlangsung dalam beberapa tahap. Pembangunan tahap pertama meliputi area industri seluas 860 hektare (ha) telah dimulai dari total luas lahan 2.700 ha.

"Seluruh kawasan pada tahap pertama dapat selesai terbangun dalam lima tahun mendatang," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jawa Tengah, Senin (14/11/2016).

Sejauh ini, lanjut dia, pengembangan KIK tahap pertama telah dibangun infrastruktur dasar seperti jalan, drainase, pembangkit listrik, pengolahan air bersih, pengolahan air limbah dan sarana penyediaan gas.

“KIK memiliki tagline Industrial Park by the Bay karena letaknya di tepi pantai, berada tepat di tengah koridor pertumbuhan ekonomi Jakarta-Semarang-Surabaya,” tutur dia.

Budianto menargetkan investasi yang masuk ke kawasan industri tersebut mencapai Rp 160 triliun-Rp 200 triliun dan menciptakan lapangan kerja sebanyak 500 ribu orang.

Dengan demikian, keberadaan KIK ini diharapkan mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi di Jateng dengan meningkatnya aktivitas industri di kawasan tersebut.

“Melalui pembangunan kawasan terintegrasi ini, kami optimistis jumlah total industri Indonesia yang dibangun di Jateng meningkat dari posisi saat ini 5 persen menjadi sekitar 10 persen dalam lima tahun mendatang,” kata dia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan, keberadaan KIK diharapkan menjadi salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kontribusi Jawa Tengah terhadap perekonomian nasional.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan pemerintah provinsi Jawa Tengah mempelopori pengembangan KIK melalui penyusunan masterplan dan rencana kawasan strategis ekonomi Jawa Tengah menjadi kawasan ekonomi khusus berbasis kawasan industri.

“Pasalnya, kontribusi Jawa Tengah terhadap ekonomi nasional saat ini masih sekitar 9,7 persen atau di bawah Jawa Barat sebesar 27 persen dan Jawa Timur yang mencapai 18 persen,” ujar Airlangga.

Dia meyakini kehadiran KIK dapat membantu perekonomian lokal dan regional Jawa Tengah dengan menciptakan lapangan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu juga akan mencetak pasar baru, dan mempersiapkan kota baru sebagai kutub aktivitas pendukung lainnya.

“Saat ini sudah ada 20 perusahaan berkomitmen berinvestasi di KIK, yang terdiri dari investor Jepang, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Ke-20 perusahaan tersebut akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.035 orang dengan okupansi lahan 31 hektare dan nilai investasi sebesar Rp 4,3 triliun,” papar dia. (Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya