OJK: Kami Percaya Fundamental Ekonomi RI Masih Baik

OJK terus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang bakal diambil oleh Donald Trump.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Nov 2016, 09:34 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 09:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau kondisi industri keuangan saat ini pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Sejauh ini, terpilihnya Trump belum mengganggu fundamental ekonomi RI.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, kondisi bank dan pasar modal saat ini masih baik. Dia meyakini, kendati ada gejolak, hal tersebut hanya bersifat sementara. "Kami melihat kondisi dan situasi terakhir, jadi kita percaya fundamental baik, tidak ada panik. Mudah-mudahan bersifat sementara," kata dia di Kantor OJK Jakarta, seperti ditulis Selasa (15/11/2016).

OJK belum mengeluarkan kebijakan apapun mengantisipasi hal tersebut. Namun dia mengatakan, OJK tetap terus melakukan pengamatan. "Kami pantau saja, secara dekat, semua aturan yang ada sudah cukup kita, pantau perkembangannya," ungkap dia.

Dia mengatakan, OJK terus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang bakal diambil oleh Donald Trump. Oleh karenanya, dia belum bisa memprediksi kondisi pasar ke depannya.

"Belum tahu kita, karena ini kan retorika kampanye dengan realitas nanti masih agak lama. Kita cuma pesankan kepada industri, kita semua sepakat bahwa fundamental baik. Semua investor dalam posisi positif terhadap Indonesia. Jadi istilahnya, perkembangan terakhir itu tidak mengganggu fundamental perekonomian kita terutama industri keuangan. Maksud saya terus pantau, tidak ada aturan atau arah baru," tandas dia.

Sehari sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengungkapkan, pelaku pasar di industri perbankan tidak menghadapi gangguan pasca kemenangan Trump dalam pemilihan Presiden AS belum lama ini.

"So far tidak ada reaksi berlebihan dari stakeholder perbankan, baik pemilik dana maupun yang menggunakan jasa perbankan, belum ada gangguan," ujar dia di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Menurut Nelson, kondisi pelemahan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot setelah diumumkan hasil pilpres AS hanya bersifat sementara.

"Kita lihat kemarin reaksi sesaat ke pelaku pasar, IHSG, kurs rupiah terpengaruh. Ini hanya reaksi sementara, biasa lah, pelaku pasar mau tau arah kebijakan Donald Trump. Mereka fly to save, nanti mengarah ke normal kembali," kata Nelson.

Sebab itu Nelson memastikan likuiditas perbankan akan tetap longgar meskipun ada sedikit tekanan. Dia memprediksi akan ada penurunan likuiditas. Namun secara umum, kondisi likuiditas masih normal.  (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya