Setop 11 Proyek Pembangkit, Ini Cara PLN Jamin Pasokan Listrik

PLN tetap memiliki solusi agar wilayah di sekitar pembangkit yang terkena pemutusan kontrak tersebut tetap dapat menikmati listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Nov 2016, 15:04 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 15:04 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mencatat dari 34 pembangkit yang pembangunannya mandek, 11 sudah terkena penghentian kontrak (terminasi).

Meski demikian, PLN tetap memiliki solusi agar wilayah di sekitar pembangkit yang terkena pemutusan kontrak tersebut tetap dapat menikmati listrik.

Direktur Regional Sumatera PT PLN Amir ‎Rosidin mengatakan, ada dua cara untuk mengatasi kendala kekurangan pasokan listrik seiring adanya penghentian pembangunan pembangkit tersebut.

Pertama, tutur dia, dengan mengalirkan listrik dari pembangkit yang sudah beroperasi di sekitar wilayah yang pembangunan pembangkit listriknya mengalami kendala, melalui Gardu Induk yang sudah beroperasi.

Berikutnya, dengan membangun pembangkit pengganti dengan jenis berbeda yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Waktu pembangunan pembangkit ini dinilai lebih cepat. Dengan demikian masyarakat dapat menikmati listrik secepatnya.

"Prinsipnya ada subtitusi mana lebih cepat. Kalau Gardu Induknya Gardu Induk, kalau pembangkit ya pembangkit. Prinsipnya masyarakat tidak kehilangan kesempatan dapat listrik," kata Amir di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

‎Amir mengungkapkan, di wilayah Sumatera terdapat dua pembangunan pembangkit yang mengalami terminasi. Keduanya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kuala Tungkal berkapasitas 2X7 Mega Watt (MW) dan Tembilahan berkapasitas 2X5,5 MW.

Meski pembangunan pembangkit tersebut diterminasi tetapi wilayah sekitar tetap dapat menikmati listrik karena keberadaannya digantikan Gardu Induk.

‎"Ada dua yang diganti dengan Gardu Induk adalah Kualatungkal dan Tembilahan," tutur Amir.

Direktur Regional Kalimantan PLN Djoko Abumanan melanjutkan, untuk wilayah Kalimantan pembangunan pembangkit yang terminasi adalah PLTU Buntok berkapasitas 2X7 MW, PLTU Tarakan 2X7 MW, digantikan dengan Gardu Induk.

"Buntok, dan Tarakan itu kita stop. Kita lanjut dengan lain. Buntok Gardu Induk sudah operasi September lalu," dia menjelaskan.

‎Untuk wilayah Sulawesi pembangkit yang terminasi PLTU Wangi-Wangi berkapasitas 2X3 MW digantikan PLTG berkapasitas 5 MW, PLTU Bau-Bau berkapasitas 2X7 MW digantikan PLTGU berkpas 30 MW dan PLTU Raha berkapasitas 2X3 MW digantikan Gardu Induk Raha.(Pew/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya