PLN Bangun 4 Pembangkit Listrik di Riau

Selama ini Riau defisit listrik dan perlu aliran listrik sebesar 150 MW dari Sumatera Selatan.

oleh M Syukur diperbarui 21 Nov 2016, 06:55 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 06:55 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru - Pemadaman listrik bergilir masih menjadi momok bagi masyarakat Riau. Defisit daya menjadi alasan utama Perusahaan Listrik Negera (PLN)‎ melakukannya karena masih bergantung pasokan listrik dari wilayah Sumatera Selatan.

Untuk mengatasinya, PLN berencana membangun sekitar empat pembangkit listrik baru yang ditargetkan beroperasi pada 2017.

Salah satu pembangkit yang sudah dibangun berada di Kawasan Industri Tenayan Kota Pekanbaru. Di lokasi ini sudah ada 2 mesin induk yang sudah siap dibangun dan salah satunya akan melakukan reliability run atau tes keandalan pada akhir November ini.

Untuk memastikan persiapan tes ini, dan dalam rangka peresmian ‎oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Desember nanti, Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Jarman melakukan kunjungan pada Minggu 20 November pagi.

Jarman bersama jajaran Kantor Wilayah PLN Riau-Kepri melihat dua mesin induk yang akan menghasilkan 220 MW listrik. Pengoperasian keduanya dinilai bakal mencukupi kebutuhan listrik masyarakat Riau selama ini yang cukup tinggi.

"Makanya dicek kesiapan reliability run atau tes keandalannya, sudah sejauh mana. Mudah-mudahan bisa dilakukan pada akhir November ini," kata Jarman kepada wartawan di lokasi PLTU tersebut, seperti ditulis Senin (21/11/2016).

Dia menyebutkan, tes keandalan merupakan salah satu syarat sebuah mesin induk mendapatkan sertifikat layak operasi. Tes sendiri dilakukan selama 72 jam tanpa henti dan tidak boleh ada gangguan mesin.

"Jika ada gangguan sebentar saja selama tes ini, maka diulang lagi. Hal ini sudah diatur oleh undang-undang untuk mendapatkan sertifikat layak operasi," tegas Jarman.

Jarman menuturkan, persiapan sendiri sudah cukup matang. Pengelola PLTU yang masih berada di bawah pengawasan PLN Riau-Kepri sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar tak ada gangguan.

"Nanti kalau sudah beroperasi, hasilnya akan masuk ke sistem kelistrikan negara, di mana Riau menjadi pusatnya di Sumatera. Pengoperasian dua mesin induk ini cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Provinsi Riau," kata Jarman.

Dia menyebutkan, lulusnya tes keandalan dan pengoperasiannya bakal diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember nanti. Dia berharap tes keandalan ini berlangsung tanpa ada kendala.

"Tes keandalan merupakan yang terakhir setelah melalui beberapa tes sebelumnya. Tujuannya untuk mendapatkan sertifikat layak operasi," jelas Jarman.

Sementara Manager PLTU Tenayanraya, Sugiharto menyebutkan, pengujian mesin induk satu dan dua sudah dilakukan sejak 28 Mei lalu. Beberapa tes itu di antaranya, vacum tes, load ram, suit load dan terakhir reliability run selama 72 jam.

"Setelah reliability run, dan sesuai aturannya masih ada masa uji berlanjut 32 hari. Tidak boleh ada gangguan," kata Sugiharto.

Setelah melalui rangkaian uji tersebut, barulah pihaknya melakukan penjualan atau komersial kepada masyarakat. Kemudian setelah mesin induk satu lolos, barulah dilakukan uji mesin induk dua dengan rangkaian yang sama.

Ia menuturkan, pengoperasian PLTU Tenayanraya sangat ditunggu masyarakat. Lantaran selama ini, Riau masih defisit listrik dan perlu aliran dari wilayah Sumatera Selatan sebesar 150 MW.

"Supply melalui sistem ke Riau sebesar 150 MW dan begitu sampai di Riau itu sudah berkurang karena hanya tersisa 140 MW‎," kata Sugiharto.

Beroperasinya PLTU tersebut dinyatakan Sugiharto bakal membuat Riau surplus listrik dan bahkan bisa menjualnya ke wilayah lain di Sumatera. Di samping itu, kualitas listrik Riau lebih baik dibanding sebelumnya.

"Listrik ini diutamakan untuk masyarakat, bukan perusahaan. Makanya jika defisit pada beban puncak, perusahaan dimatikan terlebih dahulu baru kemudian listrik ke warga. Yang diutamakan adalah masyarakat, bukan perusahaan," tegas Sugiharto.

Sugiharto menuturkan, Riau surplus listrik juga membutuhkan dukungan masyarakat. Salah satunya dari sisi pembangunan jaringan atau transmisi serta gardu.

"Makanya masyarakat jika ada lahannya terkena pembangunan transmisi diminta kerjasamanya. Semuanya diganti rugi, malah ganti untung karena listrik ini untuk masyarakat. Percuma pembangkitnya bagus, kalau jaringannya tidak ada," sebut Sugiharto.

Pada tahun depan, PLN Riau sendiri menargetkan membangun gardu baru sekitar 16 sampai 20. Semuanya sudah dipersiapkan, baik dari rencana pengadaan barang hingga pembebasan lahan warga yang terkena.

"Mudah-mudahan tidak ada kendala dan masyarakat diminta kerja samanya," kata Sugiharto.

Selain PLTU Tenayan, PLN juga tengah membangun pembangkit listrik 250 MW di Rumbai, 200 MW di Balai Pungut Pelalawan, dan 200 MW di Duri, Kabupaten Bengkalis. Tahun 2017 ditargetkan selesai dan siap diuji untuk mendapatkan sertifikat layak operasi.

"Mudah-mudahan tidak ada masalah listrik lagi di Riau dan menjadi pusat sistem di Sumatera," kata dia.‎ (M Syukur/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya