Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendayagunaan ANRB Asman Abnur mengatakan membutuhkan pemikiran dari semua elemen bangsa, terutama dalam menghadapi permasalahan di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Salah satu hal yang dinilai paling mudah terlihat dan terasa terkait bidang pendayagunaan aparatur adalah soal aspek pelayanan publik.
"Untuk memecahkan permasalahan dalam tugas saya ini membutuhkan pemikiran dan kerja sama dari seluruh komponen, termasuk lembaga pendidikan tinggi dan para pemangku kepentingan lainnya," ujar Menteri Asman, seperti dikutip Minggu (26/11)
Ini dia ungkapkan saat menghadiri Wisuda IV Universitas Andalas Tahun 2016, di Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Sabtu kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, di era persaingan global ini kualitas pelayanan publik sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan daya saing nasional. Namun, pada akhir-akhir ini ada persoalan pokok yang menghalangi daya saing bangsa yang dihadapi terkait dengan pelayanan publik yakni pungutan liar (pungli).
Berbagai upaya, menurut dia, telah ditempuh untuk mengatasi permasalahan korupsi/pungutan liar, mulai dari reformasi politik, hukum, dan birokrasi yang antara lain terlihat dari pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta reformasi lembaga penegak hukum.
Bahkan belum lama ini pemerintah membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli). "Berbagai kebijakan tersebut tidak dapat memberi hasil yang optimal tanpa adanya dukungan dan kerja sama dari seluruh bangsa," ujar dia.
Institusi pendidikan dalam setiap levelnya termasuk perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pembangunan karena pendidikan merupakan salah satu parameter penting dalam Indeks Pembangunan Manusia.
Indonesia memiliki potensi sumber daya tinggi sekaligus memiliki tantangan yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
"Hal tersebut hanya akan tercapai apabila kita menempatkan pendidikan sebagai salah satu modal dasar bagi pembangunan manusia," kata Asman.
Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia sesungguhnya memiliki banyak sekali pekerjaan rumah yang memerlukan perhatian bersama.
Untuk itu, dia pun berpesan pada para wisudawan untuk memberikan kontribusi pada negara, baik berupa pemikiran maupun hal-hal lainnya untuk menyelesaikannya.(Nrm/Ndw)