Liputan6.com, Jakarta Britain Exit atau brexit tak memberikan pengaruh pada gaji yang diterima pekerja di Inggris. Laporan menyebutkan, gaji rata-rata karyawan di Inggris malah naik 2,5 persen tahun depan.
Meski ketidakpastian ekonomi dan bisnis akibat Brexit masih terjadi di Inggris, laporan menyebutkan tahun 2017 akan ada kenaikan gaji sebesar 2,5 persen. Lapora yang dirilis Korn Ferry Hay Group, melansir Mirror, Kamis (8/12/2016), prediksi inflasi diperkirakan 0,6 persen dan pertumbuhan upah alias gaji mencapai 1.9 persen.
Bahkan disebutkan, kenaikan gaji di Inggris ini akan lebih besar dibanding rata-rata kenaikan di negara-negara Eropa Barat lainnya. Itu berarti Inggris termasuk salah satu di antara negara-negara lain yang mengalami kenaikan gaji, seperti Vietnam yang pekerjanya bakal menikmati kenaikan 7,2 persen. Sementara negara seperti Venezuela, Argentina dan Mesir mengalami penurunan.
Advertisement
"Saat ada kenaikan gaji, pekerja lebih baik pergi ke Inggris ketimbang ke Jerman atau Prancis," ujar Pejabat Korn Ferry Hay Group, Ben Frost.
"Di dunia bagian barat, termasuk Amerika Utara dan Australia, kita memasuki era baru pembayaran, ditandai dengan pertumbuhan terkendali dan inflasi yang lebih tinggi," imbuhnya.
Dia mengatakan, meski demikian biasanya perusahaan akan lambat merespon perubahan makro ekonomi ini. Tapi sekarang, lanjurnya, bisnis tak bisa lagi bersantai seperti itu.
"Inflasi akan naik, dan perusahaan akan dipaksa intik memutuskan apa yang akan menanggung beban ini," tambahnya.