Pelabuhan Ketapang Akan Difokuskan Jadi Pelabuhan Feri Penumpang

Menhub Budi Karya menegaskan akan menertibkan angkutan barang dan penumpang di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Jan 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2017, 18:36 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur. Kunjungan ini antara lain meninjau terminal baru Bandara Blimbingsari Banyuwangi,  Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang dengan didamping Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Saat meninjau pelabuhan Ketapang, Budi menegaskan pihaknya akan menertibkan angkutan barang dan penumpang di pelabuhan tersibuk nomor 2 di Indonesia tersebut.

Menurut dia, saat ini terjadi pergerakan barang yang sangat masif dari Jawa Timur menuju Nusa Tenggara Barat dan Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Ini menyebabkan, pulau Bali banyak dilewati angkutan barang menuju Nusa Tenggara Barat.

“Sekarang ini angkutan barang di Pelabuhan Ketapang sudah overload. Jadi akan kita reformasi, angkutan logistik akan kita kurangi. Kita akan manage agar kapal logistik (roll off-roll on/Ro-Ro) sebagian bisa langsung menuju Lombok atau Bali. Jadi yang dari Surabaya tidak perlu lewat Ketapang lagi,” tutur  Menhub Budi dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Minggu (1/1/2017).

“Armadanya sudah kita siapkan. Kemarin sudah kita tes, untuk rute Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Lembar Lombok, sudah cukup bagus. Bulan depan akan lebih intensif,” kata Menhub.

Pelabuhan Ketapang, lanjut Budi, akan fokus difungsikan untuk kapal feri penumpang. Sehingga akses wisatawan dari dan menuju Bali yang melewati pelabuhan lebih nyaman.

“Jadi pelabuhan tidak perlu takut kehilangan income dari logistik, karena kekuatan penumpang lebih besar dari barang,” ucap Menhub.

Untuk mendukung rencana penertiban arus barang tersebut, Menhub Budi juga akan menertibkan tonase muatan kendaraan dengan mengambil alih kewenangan jembatan timbang dari provinsi ke pusat.

Jembatan timbang, lanjut dia, akan kembali ke awal fungsinya. Yakni sebagai alat pegontrol dan pengendali jalan, bukan untuk mendulang pendapatan daerah.

“Kita akan support sistem IT-nya di jembatan timbang, sehingga bisa dipantau lansung dari pusat supaya angkutan darat ini lebih sopan. Yang bilangnya 20 ton ya benar 20 ton, jangan ternyata 50 ton. Kalau semua kendaraan tertib, kondisi jalan akan tetap terjaga. Jadi kita akan kontrol supaya angkutan jalan lebih sopan danproper,” ujar Menhub.

Sementara itu, Manager Usaha ASDP Banyuwangi Ardhi Ekapati mengatakan, saat ini terdapat 42 kapal yang stand by setiap hari di ASDP Ketapang. Rata-rata yang beroperasi sekitar 35 kapal, bahkan di musim libur panjang bisa mencapai 39 kapal. Sedangkan jumlah kendaraan berat setiap harinya sekitar 4000 kendaraan. Namun demikian, lalu lintas ASDP tetap terkendali dan tidak pernah mengalami penumpukan penumbang maupun barang.

“Kalau nantinya penertiban ini dilakukan, pengurangannya hanya satu persen saja dari jumlah kapal yang beroperasi per harinya. Demikian juga dengan pengurangan kendaraan beratnya. Namun ini tetap akan sangat membantu, agar lalu lintas di ASDP,” ucap Ardhi. (Dian Kurniawan/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya