Ini Penjelasan Bos Freeport soal Kabar Marah-Marah ke Anggota DPR

Anggota Komisi VII Mochtar Tompo mengaku mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari Chappy Hakim.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Feb 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 08:45 WIB
20161228-Chappy-Hakim-IA
Presiden Direktur Freeport Indonesia Chappy Hakim. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta ‎Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim mengklarifikasi kabar soal dirinya yang marah-marah pada Anggota Komisi VII Mochtar Tompo saat Rapat Dengar Pendapat komisi VII DPR dengan petinggi perusahaan tambang, kemarin (9/2/2017).

Chappy menyatakan, tidak ada pemukulan yang dilakukannya kepada Tompo. Yang terjadi setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP)‎ Komisi VII dengan perusahaan tambang, termasuk Freeport, berjalan dengan kondusif dan konstruktif.

"Tidak benar adanya pemukulan," kata Chappy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Chappy mengatakan, saat Tompo menghampirinya, mantan Kepala Staff Angkatan Udara tersebut mempertanyakan tanggapan Tompo terkait ketidakkonsistenan Freeport dan meminta untuk menunjukkannya.

"Saya sangat menghargai Komisi VII DPR atas masukan dan pertanyaan yang konstruktif, yang diajukan oleh para Anggota Dewan," tuturnya.

Chappy pun meminta maaf atas perbuatan tidak menyenangkan yang terjadi setelah rapat tertutup tersebut selesai. Menurut dia, perbuatan tersebut adalah hal yang tidak diinginkan pihak mana pun.

"Dengan tulus, saya ‎memohon maaf kepada Komisi VII DPR RI atas polemik yang terjadi," tutur Chappy.

‎Sebelumnya, Anggota Komisi VII Mochtar Tompo mengaku mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari Chappy Hakim.

Tompo mengatakan perlakuan tidak menyenangkan tersebut ‎berawal saat dia menanyakan tentang konsistensi Freeport dalam membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) sebagai bentuk kepatuhan menjalankan kebijakan pemerintah terkait hilirisasi mineral.

"Saya tanya konsistensi tentang pembangunan smelter‎ Amanah Undang-Undang Pertambangan harus bangun smelter. Kan, itu tidak dilakukan Freeport dari dulu," kata Tompo kemarin di Gedung DPR.

Namun menurut Tompo, pertanyaanya dalam rapat yang berlangsung secara tertutup tersebut dijawab dengan sini‎s oleh Chappy.

"Dan jawaban sandiwara dia menjawab di akhir waktu, mereka panggil kita akan bangun smelter. Kemudian dia sensi,‎" ucapnya.

Tompo melanjutkan, kondisi semakin memanas Ketika ‎dia mengajak Chappy bersalaman setelah rapat selesai. Namun, tangannya justru ditepis Chappy. Kemudian, mantan Kepala Staf Angkatan Udara tersebut menunjuk dada Tompo dengan marah-marah.

‎"Setelah itu rapat, saya berdiri sampai mau jabat tangan tangan saya ditepis, baru dia nunjuk di dada saya. Dia bilang, 'kau jangan macam-maca mana ada tidak konsisten. Marah-marah dia,'" ucap Tompo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya