Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie menjadi satu sosok yang menentukan independensi Bank Indonesia (BI) dalam pemerintahannya. Hal itu dikarena zaman dirinya menjadi Presiden, dirinyalah yang mengeluarkan Bank Indonesia dari jajaran Kabinet Pemerintahan.
Habibie menceritakan untuk mengeluarkan Bank Indonesia dari kabinet pemerintahannya memang tidak mudah. Banyak intervensi dan masukan dari beberapa pejabat pemerintahan saat itu.
Advertisement
Baca Juga
"Saat saya menyusun kabinet, saya bilang sama penasehat saya kalau Bank Indonesia bersama Mahkamah Agung akan saya keluarkan dalam kabinet, itu ributnya bukan main," kata Habibie di Gedung Bank Indonesia, Senin (13/2/2017).
Dipaparkannya, bahkan sebelum dirinya mengumumkan kabinet pemerintahannya ada yang memasukkan nama Bank Indonesia dalam kabinetnya. Mengetahui hal itu, Habibie mengaku langsung mencoretnya.
Bank Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto‎ selalu masuk dalam kabinet pemerintahan. Selama itu juga, pemerintah memiliki wewenang untuk mengintervensi Bank Indonesia.
Menurut Habibie, cara kerja BI membantu presiden dalam melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu Bank Indonesia dipimpin oleh sosok Gubernur.
"Penasehat saya mengatakan, apa bisa begitu, itu dibikin Pak Soekarno. Bahkan ada yang bilang tidak ada dasar hukumnya, kalau begitu saya bikin dasar hukumnya," tegas Habibie.
Alhasil, dengan indepensi Bank Indonesia yang terus dijunjung tinggi sampai sekarang, Habibie merasa bangga, dan hal itu harus terus diterapkan.
"Bank Indonesia itu tugasnya satu, menyediakan mata uang di republik Indonesia ini dengan kualitas yang top," tutup Habibie. (Yas/Gdn)