Dukung Proyek 35 Ribu Mw, Saratoga Bangun SMK Ketenagalistrikan

Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Mar 2017, 11:28 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 11:28 WIB
Pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan ini merupakan upaya konkret untuk dukung pemerintah dalam mewujudkan program listrik 35.000 MW.
Pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan ini merupakan upaya konkret untuk dukung pemerintah dalam mewujudkan program listrik 35.000 MW.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus menggenjot proyek listrik 35 ribu mega watt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Berbagai proyek mulai dibangun.

Seiring itu, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) juga meningkat. Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang.

Hal ini yang mendasari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk bersama Yayasan Ora et Labora membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Teknik Ketenagalistrikan swasta pertama di Indonesia. SMK ini berlokasi di Tangerang Selatan.

Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo menjelaskan, pembangunan sekolah ini karena adanya kebutuhan yang semakin meningkat akan tenaga kerja terampil di sektor pembangkit tenaga listrik.

"Investasi di bidang pendidikan akan menciptakan masyarakat yang lebih berkualitas dan dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan negara," jelas dia, Kamis (2/3/2017).

Dia menuturkan, Saratoga melalui perusahaan investasinya yang bergerak di bidang ketenagalistrikan dan industri pembangkit tenaga listrik secara umum ikut berperan aktif dalam menciptakan kurikulum dan pemantauan proses pembelajaran di SMK Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora untuk memastikan program yang dijalankan dan lulusan-lulusannya sesuai dengan kebutuhan sektor pembangkit tenaga listrik.

SMK ini diharapkan dapat memenuhi permintaan industri yang semakin meningkat akan operator terlatih dan berkualitas, termasuk dari grup Saratoga terdapat beberapa perusahaan investasi yang membutuhkan tenaga kerja terampil ini, seperti Adaro Power (salah satu anak perusahaan di Adaro Energy), Medco Power Indonesia, Paiton Energy dan Tenaga Listrik Gorontalo. Saratoga adalah salah satu grup perusahaan investasi terbesar yang berinvestasi di sektor pembangkit listrik.

Ketua Yayasan Ora et Labora, Sandi Rahaju menjelaskan pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini merupakan langkah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di sektor ketenagalistrikan, khususnya keahlian pembangkit tenaga listrik (power plant).

Sementara dengan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memahami dan menguasai sektor kelistrikan menjadi sangat penting.

Sejalan dengan program listrik pemerintah 35 ribu MW, kebutuhan SDM di bidang kelistrikan sangat besar. Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang. Melalui proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik, kebutuhan tenaga kerja tidak langsung mencapai sekitar 3 juta orang dan tenaga kerja langsung sebanyak 650 ribu orang.

“Kami bersyukur SMK Program Teknik Ketenagalistrikan hasil kerjasama antara Yayasan Ora et Labora dan Saratoga ini akan segera terwujud. SMK ini akan terbuka untuk umum dan semoga dapat menjadi bagian dari solusi pemerintah dalam memperkuat sektor kelistrikan di Indonesia,” jelas dia.

Menurut Sandi, sistem pendidikan di SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini akan terbagi menjadi dua program. Pertama program SMK vokasional-teknik yang akan dilaksanakan mulai tahun ajaran 2017/2018 pada Juli 2017 dan ‘On Board Training’ yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 dengan jangka waktu 6-8 bulan. Peserta didik akan direkrut dari perusahaan pembangkit listrik yang mencakup semua pelaku industri.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya