Liputan6.com, Jakarta Kinerja industri perbankan masih penuh tantangan pada tahun ini, meski rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menurun tahun lalu.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Anton Gunawan mengatakan, perbankan akan dihadapkan pada kualitas aset yang kurang baik.
"NPL memang kelihatan turun di bulan Desember dengan di bawah 3 persen, 2,9 persen sekian. Tapi secara keseluruhan kalau memasukan di dalamnya faktor kategori 2 ya special mention itu akhir tahun lalu NPL dan special mention ratio itu mencapai 7,4 persen masih cukup tinggi," jelas Anton di Plaza Mandiri Jakarta, Senin (6/2/2017).
Dia mengatakan, tekanan tersebut berasal dari beberapa sektor, seperti perdagangan, industri, konstruksi.
"Kalau kita perhatian NPL dan special mention kategori 2 sampai 5 dalam kredit masih sedikit penurunan harga komoditas dan efek value change. Bank masih bergulat masalah itu," ungkapnya.
Adapun kredit perbankan diharapkan tumbuh dua digit pada tahun ini. Namun, pertumbuhannya diprediksi tak terlalu kencang. Kredit akan tumbuh di kisaran 12-13 persen sementara dana pihak ketiga (DPK) 12,5 persen.
Sementara likuiditas bank kini cenderung normal. Dari sebelumnya di Desember 2016 dan Januari 2017 cenderung longgar.
Dia mengatakan, pengetatan likuiditas bisa saja terjadi khususnya pada semester I tahun ini. Tekanan pada likuiditas terkait dengan belanja pemerintah.
"Semester pertama biasanya front loading sedikit dengan issue bond lebih banyak, relatif spending-nya, akan bisa tekanan sana-sini dalam likuditas perbankan. Semester kedua kalau spending udah balik normal," dia menandaskan. (Amd/Nrm)
Advertisement