Kemenperin Gandeng Prancis Kembangkan Industri Kecil dan Menengah

Kemenperin sedang membangun program pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

oleh Septian Deny diperbarui 30 Mar 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 12:15 WIB
Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia jajaki kerja sama dengan Prancis di bidang pendidikan vokasi serta pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).

Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto dengan Menteri Muda urusan Industri, Digital dan Inovasi pada Kementerian Ekonomi dan Keuangan Perancis, Christophe Sirugue.

“Kami menyampaikan bahwa Indonesia tengah fokus pada pengembangan industri melalui pendidikan vokasi dan pendalaman struktur, termasuk pengembangan di sektor IKM,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (29/3/2017).

Airlangga mengungkapkan, Kemenperin sedang membangun program pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan di dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang terampil.

“Jadi, para lulusan SMK nanti sudah siap kerja sesuai kompetensinya di bidang industri yang mereka telah pelajari,” lanjut dia.

Kementerian Perindustrian menargetkan dapat terbangunnya link and match antara 355 perusahaan industri dengan 1.755 SMK dalam periode 2017-2019.

Minimal satu industri menggandeng lima SMK. Sasaran ini guna mewujudkan satu juta tenaga kerja kompeten yang tersertifikasi pada 2019.

Dalam program pendidikan vokasi, lanjut Airlangga, Prancis siap mengirimkan para tenaga ahli atau pakar di sektor industri untuk memberikan pelatihan di Indonesia.

“Kami ingin ada expert dari Prancis yang bisa bantu meningkatkan capacity building untuk desain dan model produk-produk IKM kita agar berdaya saing global,” kata dia.

Dia berharap IKM dalam negeri dapat berkontribusi pada rantai pasok industri-industri besar asal Perancis. Misalnya, IKM komponen akan didorong bermitra dengan perusahaan penerbangan, Airbus Group.

"Selain itu, menjalin kerja sama dengan Airbus Group untuk mendirikan engineering center, mengingat besarnya kebutuhan industri MRO di Indonesia,” ungkap dia.

Airlangga menegaskan, pihaknya memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan IKM karena berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sektor ini mendominasi dari jumlah populasi industri di Indonesia sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan devisa.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, IKM meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun. Hal ini terlihat dari capaian di 2016 sebesar Rp 520 triliun atau meningkat 18,3 persen dibandingkan 2015.

Sedangkan di 2017, penambahan tenaga kerja sektor IKM diperkirakan sebanyak 400 ribu orang.

Dukungan lainnya, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM. Program ini untuk memfasilitasi dan mengintegrasikan IKM dalam negeri dengan marketplace dan e-commerce yang telah ada di Indonsia agar mampu berkompetisi di tingkat global dan meningkatkan akses pasar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya