Liputan6.com, Jakarta Harga emas dan perak kembai naik untuk hari ketiga berturut-turut, ditopang komentar Presiden Donald Trump soal mata uang.
Emas untuk pengiriman Juni naik US$ 10,4 atau 0,8 persen untuk menetap di level US$ 1.288,5 per ounce. Harga yang paling tinggi sejak 4 November lalu.
Secara mingguan, emas naik 2,5 persen, berdasarkan penetapan harga pada Jumat.
Advertisement
Sementara untuk perak, harga naik 21 sen atau 1,2 persen untuk menetap di level US$ 18,51 per ounce. Secara mingguan naik 2 persen.
Melansir Marketwatch, harga tersebut naik, sementara dolar didorong turun terhadap beberapa mata uang lainnya sejak Rabu setelah Donald Trump mengatakan Wall Street Journal bahwa nilai tukar dolar terlalu kuat, dan dia memilih untuk tetap membuat suku bunga TheFed rendah.
Dolar yang lemah cendeung bisa mengangkat harga komoditas yang dibeli menggunakan dolar, dan membuat itu lebih murah untuk pengguna mata uang lain.
"Emas dijual di level yang tinggi karena tensi geopilitik, termasuk antara AS dan Rusia dan Korea Utara. Tapi, apa yang benar-benar dibutuhkan oleh emas untuk tetap reli adalah beberapa pengendali moneter fundamental," ujar Editor Gold Newsletter, Brian Lundin.