Pengangguran Paling Banyak Ada di Kalimantan Timur

Tingkat pengangguran tertinggi di Kaltim tidak terlepas dari kontraksi industri pertambangan dan penggalian yang mendominasi lapangan usaha

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 18:30 WIB
20160223-Ilustrasi-Pengganguran-iStockphoto
Ilustrasi Tidak Bekerja atau Pengangguran (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,01 juta orang pada Februari 2016. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada periode tersebut 5,33 persen, dan paling tinggi ada di Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala BPS, Suhariyanto yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan, TPT Indonesia pada Februari 2017 sebesar 5,33 persen turun dibandingkan Februari 2016 sebesar 5,50 persen. Paling tinggi TPT di perkotaan 6,50 persen dan 4,0 persen.

"Dari jumlah angkatan kerja 131,56 juta orang, jumlah pengangguran 7,01 juta orang di Februari 2017. Sedangkan 124,54 juta orang merupakan penduduk yang bekerja," kata Kecuk saat Rilis PDB Kuartal I-2017 di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Jika dilihat, jumlah pengangguran 7,01 juta orang di bulan kedua turun 10 ribu orang dari realisasi bulan yang sama 2016 yang sebanyak 7,02 juta orang. Sementara Agustus 2016, jumlah pengangguran sebanyak 7,03 juta orang.

‎"TPT tertinggi ada di Kaltim sebesar 8,55 persen. Kemudian di Jawa Barat (Jabar) 8,49 persen dan Maluku 7,77 persen. Sedangkan TPT yang terendah di Bali 1,28 persen," Kecuk menerangkan.

Dia beralasan, tingkat pengangguran tertinggi di Kaltim tidak terlepas dari kontraksi industri pertambangan dan penggalian yang mendominasi lapangan usaha di wilayah tersebut. Sementara industri pertambangan secara nasional tumbuh negatif 0,49 persen.

"Seperti diketahui di Kaltim dan Maluku kan didominasi industri tambang dan penggalian, yang pertumbuhannya minus," jelasnya.

 


‎

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya