Pemerintah Cari Dana Sambung 2 Pelabuhan Luar Jawa dengan Kereta

Konektivitas dua pelabuhan di luar Jawa dengan pembangunan kereta di wilayah tersebut perlu biaya investasi US$ 25 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Mei 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2017, 15:30 WIB
Siap Beroperasi, Menhub Resmikan Bus JR Connexion
Menhub Budi Karya Sumadi memberikan sambutan dalam peluncuran Jabodetabek Residence Connexion di Jakarta, Selasa (14/2). JR Connexion melayani rute dari perumahan-perumahan di wilayah sekitar Jakarta menuju Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan dua pelabuhan di luar Jawa akan melibatkan para investor. Pemerintah akan menjaring investor dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) yang berlangsung di Beijing, China pada 14-15 Mei 2017.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dua pelabuhan yang dimaksud ialah Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatera Utara dan Pelabuhan Bitung Sulawesi Utara.

"Prinsipnya kami sudah koordinasi dengan Menko membahas beberapa proyek yang dipersiapkan untuk OBOR yang concern mengembangkan proyek di luar Jawa," kata dia usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Maritim Jakarta, Kamis (11/5/2017).

Pengembangan dua pelabuhan ini sejalan dengan pembangunan kereta di wilayah tersebut, sehingga terwujud sebuah konektivitas.

"Kalau dari saya, kami mengembangkan 2 internasional port, hub, di Kuala Tanjung dan Bitung. Dan itu diikuti beberapa proyek kereta api dan pengembangan properti yang lain," jelas dia.

Pengembangan konektivitas ini menyangkut Kementerian Perhubungan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Budi Karya mengatakan, terkait konektivitas ini mengincar investasi sekitar US$ 25 miliar.

"Titiknya dua tempat Sulawesi Utara dan Sumatera Utara, port, industrial, dan kereta khususnya," ujar dia.

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan, akan menawarkan pembangunan kilang Bontang di Kalimantan Timur. Pihaknya hanya menawarkan satu proyek lantaran kilang Bontang membutuhkan investasi yang besar.

"Kami cuma satu saja, Bontang, refinery Bontang. Kami fokus, kan besar US$ 10-15 miliar," ujar dia.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya