Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak para pengusaha Hong Kong untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu sektor yang diharapkan bisa didanai oleh investor Hong Kong adalah sektor pelabuhan.
Dalam lawatannya ke Hong Kong pada awal pekan ini, Jokowi bertemu dengan Li Ka-Shing, pemilik CK Hutchison Holdings Limited di Hotel Conradn.
"Kadin menilai Presiden Jokowi telah bertemu dengan orang yang tepat untuk investasi pelabuhan. Hutchison merupakan operator pelabuhan terbesar dengan penguasaan 12 persen kontainer yang ada di dunia," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustombi kepada wartawan, Rabu (3/5/2017).
Advertisement
Kadin berharap pertemuan antara Jokowi dan Li Ka-Shing akan mendorong terbangunnya infrastruktur pelabuhan, terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur. Dengan begitu, perekonomian di wilayah tersebut akan semakin meningkat.
Rico menambahkan, munculnya pelabuhan-pelabuhan baru akan semakin menurunkan biaya logistik. Dengan begitu, Indonesia bisa berkompetisi dengan negara lain dalam ekspor produk-produk unggulan.
Baca Juga
"Harapan Kadin, pertemuan antara Presiden Jokowi dan investor dari Hong Kong bisa terealisasi. Banyak keuntungan buat dunia usaha," ujar Rico.
Dalam pembangunan infrastruktur, kata dia, pemerintah memang perlu menggandeng pihak swasta, baik nasional maupun internasional. Sebab dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pelabuhan sangat besar. "Jadi perlu adanya kerja sama antar pemerintah dan swasta," kata Rico.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan Li Ka-Shing, salah satu pengusaha terkaya di Asia, memandang Indonesia sebagai negara dengan potensi yang luar biasa.
Saat ini, nilai investasi CK Hutchison Holdings di Indonesia mencapai US$ 10 miliar atau lebih dari Rp 130 triliun. "Terdapat komitmen untuk meningkatkan investasi di Indonesia," ujar Retno.
Seperti diketahui, masuknya investasi asing di pelabuhan di Indonesia terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan. Seperti halnya PT Jakarta International Container Terminal (JICT). Sejak masuknya Hutchison Port Holding (HPH) di tahun 1999 kapasitas melonjak dari 1.4 juta TEUs menjadi 2.6 juta TEUs.
Sebagai salah satu operator terminal peti kemas terbesar di dunia, kehadiran HPH mampu memberikan solusi bagi masuknya kapal-kapal besar ke Tanjung Priok.
Seperti pekan lalu JICT berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement -Compagnie Generali Maritime.
CMA-CGM dan PT JICT telah sepakat menjalin kerja sama dengan membuka layanan baru, yakni dengan nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services. (Yas/Gdn)