Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan sektor industri agro tumbuh sebesar 6,3 persen pada 2017. Dengan demikian, diharapkan industri ini mampu berkontribusi besar terhadap pertumbuhan industri dan ekonomi nasional.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, selama ini sektor industri agro berperan besar dalam memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, industri ini juga berpeluang tumbuh lebih baik ke depannya.
"Potensi tersebut karena kita dianugerahi letak geografis yang strategis termasuk dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga seperti sawit, tebu, kopi, dan kakao dapat tumbuh subur," ujar dia di Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Advertisement
Dia menjelaskan, pada kuartal I 2017, pertumbuhan industri agro mencapai 6,33 persen atau melebihi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,71 persen. Pertumbuhan tersebut, salah satunya disumbang terbesar dari industri makanan dan minuman yang mencapai 8,15 persen.
"Kemudian, kontribusi industri agro terhadap PDB industri pengolahan non-migas sebesar 45,81 persen. Nilai investasi PMDN sekitar Rp 14,69 triliun dan PMA sebesar US$ 600 juta, serta nilai ekspor mencapai US$ 12,12 miliar," kata dia.
Selain itu, lanjut Panggah, sejumlah subindustri agro Indonesia juga menempati posisi unggulan, seperti industri sawit yang menempati posisi nomor 1 dunia, industri kakao menempati nomor 3 dunia, serta industri pulp dan kertas menempati posisi nomor 6 di dunia.
"Bahkan nilai ekspor minyak sawit mentah dan turunannya mencapai US$ 20 miliar, terbesar dari single commodity lainnya," ujar dia.
Dia menyatakan, untuk mencapai target pertumbuhan 6,3 persen, masing-masing subsektor industri ini diharapkan tumbuh lebih dari tahun lalu. Untuk industri makanan dan minuman diharapkan tumbuh sebesar 8,5 persen, industri pengolahan tembakau 4 persen, industri kayu dan barang olahan dari kayu sebesar 2,5 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 2,7 persen serta industri furnitur sebesar 2,7 persen.
"Dengan pertumbuhan sebesar 8,5 persen, subsektor industri makanan dan minuman mampu menyumbang terhadap pembentukan PDB sektor industri senilai Rp 804 triliun dari sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 741 triliun, dan secara total kelompok industri agro mampu menyumbang PDB industri sebesar Rp 1.163 triliun dari total PDB sektor industri nonmigas yang ditargetkan tumbuh sebesar 5,5 persen atau senilai Rp 2.383 triliun pada 2017," jelas dia.
Dengan pertumbuhan tersebut, kata Panggah, kontribusi industri agro bisa mencapai sekitar 48,8 persen terhadap PDB industri nonmigas atau meningkat dibandingkan 2016 yang hanya sebesar 46,95 persen. "Pada akhirnya akan mampu mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen," ujar dia.