Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian menandatangani kerjasama dengan Tsinghua University dan United in Diversity Foundation (UID) untuk membentuk centre of excellence atau pusat keunggulan dalam bidang inovasi dan kepemimpinan kewirausahaan. Ini sebagai salah satu cara mempercepat implementasi konsep industri 4.0 dalam mengembangkan sektor manufaktur nasional.
Perjanjian kerjasama ini dituangkan dalam bentuk letter of intent (LoI) yang ditandatangani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Presiden Tshinghua University Qiu Yong yang juga dihadiri Presiden UID Marie Elka Pangestu dan founder UID Foundation Cherie Nursalim, di Beijing, Minggu (14/5).
Baca Juga
Pusat keunggulan ini akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan penciptaan nilai melalui pembelajaran, penelitian dan pengembangan di bidang kepemimpinan inovasi dan kewiraswastaan untuk Industri 4.0. Kerjasama ini juga dimaksudkan untuk memperluas jaringan strategis antara instansi Pemerintah Republik Indonesia dan RRC di bidang Industri 4.0.
Advertisement
Airlangga mengatakan, pengembangan sumber daya manusia termasuk kepemimpinan untuk menghadapi Industri 4.0 sangat penting. “Dan yang tidak kalah penting, kerjasama ini juga memberi peluang kepada UKM untuk ikut bergabung dalam Industri 4.0 E-UKM,” kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Senin (15/5/2017).
Sebelum melakukan perjanjian kerjasama, Airlangga sempat berkunjung ke kampus Tsinghua melihat berbagai perkembangan penelitian dan teknologi di salah satu universitas tertua RRC ini. “Antara lain saya sangat terkesan dengan i-center yang terdiri dari pengembangan inovasi, ide dan internasionalisasi. Saya kira kerjasama dapat memasukan unsur “i” baru yaitu Indonesia, dan secara simbolis juga menunjukan pentingnya kerjasama ini,” kata Airlangga.
Sementara itu, Presiden Qiu Yong mengatakan, kerjasama ini akan ditindaklanjuti dengan mendirikan Tsinghua Southeast Asia Center di Indonesia. Lembaga ini akan berupaya menjadi basis untuk mendorong kerjasama internasional dan penukaran pengetahuan sesama anggota ASEAN untuk menghadapi revolusi Industri 4.0.
“Selain itu, Tsinghua Southeast Asia Center juga diharapkan membangun pemimpin yang bisa menjembatani kerjasama yang lebih erat antara Indonesia, anggota ASEAN, negara kawasan One Belt One Road atau jalur sutra dengan RRT,” kata Yong.
Ditambahkan Presiden UID Marie Elka Pangestu mengatakan, kerjasama Kementerian Perindustrian dengan Tsinghua University merupakan peluang bagi sektor industri manufaktur Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi era Industry 4.0. “Oleh karena itu, UID sangat gembira dapat ikut berperan dalam kerjasama ini,” kata Marie Pangestu.
Sementara itu, dalam rangkaian kunjungan menghadiri KTT Belt and Road Forum For International Cooperation yang dihadiri 29 kepala negara di Beijing, (14/5), Presiden Jokowi menerima delegasi Tsinghua University yang dipimpin President Qiu Yong. Dalam kesempatan itu, Presiden mengapresiasi peran Tsinghua University sebagai perguruan tertua RRT yang telah berhasil menjadi lembaga ternama dalam pengembangan teknologi, riset di bidan industri.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Airlangga menegaskan, revolusi Industry 4.0 merupakan tantangan yang tidak bisa dihindarkan, namun juga menjadi peluang baru sehingga Indonesia perlu mempersiapkan diri. "Jadi, kita perlu menginformasikan kepada para pemangku kepentingan bahwa Industry 4.0 ini bukan hanya di depan mata, tetapi sudah berjalan. Ke depan, kebijakan industri harus selaras disesuaikan dengan perkembangan teknologi," ucapnya. (*)